Text
Fungi endofit tumbuhan pelawan (tristaniopsis merguensis griff.) dan potensinya dalam menghasilkan senyawa Antioksidan
Perubahan pola hidup masyarakat menjadi lebih modern menimbulkan resiko
berbagai penyakit yang berakibat pada timbulnya penyakit degeneratif. Konsumsi
antioksidan dengan jumlah yang mencukupi menurunkan resiko terhadap penyakit
degeneratif. Antioksidan memiliki kemampuan untuk meghilangkan,
membersihkan dan menahan efek dari radikal bebas. Salah satu antioksidan alami
yang terkandung dalam bahan alam adalah senyawa fenolik seperti flavonoid.
Masyarakat etnis Pegagan di Ogan Ilir, Sumtera Selatan menggunakan tumbuhan
pelawan (Tristaniopsis merguensis Griff.) sebagai obat karena pada daun pelawan
terdapat menggandung flavonoid yang cukup besar. Pemanfaatan tumbuhan untuk
memperoleh senyawa bioaktif sebagai obat dengan cara eksplorasi memerlukan
biomassa tumbuhan dalam jumlah sehingga berdampak pada kelestarian tumbuhan
tersebut.
Peranan bioteknologi dalam budidaya, multiplikasi, rekayasa genetika, dan skrining
mikroba endofit yang dapat menghasilkan metabolit sekunder sangat penting dalam
rangka pengembangan bahan obat yang berasal dari tanaman obat. Fungi endofit
mampu menghasilkan metabolit sekunder yang sama dengan tumbuhan inangnya
bahkan dalam jumlah yang lebih banyak. Pencarian fungi endofit perlu dilakukan
untuk menambah dan memperkaya koleksi fungi endofit. Oleh karena itu, potensi
fungi endofit sebagai penghasil senyawa bioaktif dapat dikembangkan lebih lanjut
untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat yang semakin beragam dan
meningkat.
Perlunya dilakukan penelitian untuk dapat diperoleh informasi jenis fungi endofit
tumbuhan pelawan yang berpotensi menghasilkan senyawa antioksidan. Untuk
dapat dikembangkan sebagai bahan baku obat dan mengurangi penggunaan
biomassa tumbuhan agar kelestarian tumbuhan pelawan dapat terjaga. Penelitian
ini dikakukan dengan tujuan untuk mengisolasi fungi endofit yang berpotensi
menghasilkan senyawa antioksidan serta mengidentifikasinya.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Januari 2017.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kultivasi dan produksi
metabolit sekunder fungi endofit, uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH
(2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) dan karakterisasi serta identifikasi fungi endofit. Diperoleh isolat fungi endofit pelawan 27 isolat fungi endofit terdiri dari 1 isolat
fungi berasal dari akar, 10 isolat fungi berasal dari batang, 7 isolat isolat fungi
berasal dari daun, dan 9 isolat fungi berasal dari kulit batang
Hasil uji antioksidan dengan metode DPPH, 27 ekstrak 3 diataranya memiliki
aktivitas antioksidan yaitu ekstrak DP2J1, DP1J2.2 dan KBP2J4. Ekstrak DP2J1
dengan nilai IC50 74 μg/ml termasuk dalam antioksidan kuat karena IC50 50-100
μg/ml, sedangkan ekstrak DP1J2.2 dan KBP2J4 dengan nilai IC50 151 dan 164
μg/ml termasuk dalam antioksidan sedang karena nilai IC50 antara 150-200 μg/ml.
Isolat DP2J1, DP1J2.2 dan KBP2J4 yang memiliki aktivitas antioksidan
teridentifikasi sebagai Aspergillus wentii Wehmer. Phialophora fastigiata untuk
isolat DP1J2.2, dan Cladosporium sp untuk isolat DP2J1
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tiga isolat fungi endofit tumbuhan Pelawan
berpotensi sebagai antioksidan yaitu isolat DP2J1, DP1J2.2 dan KBP2J4.
No copy data
No other version available