Text
Pengaruh kedalaman lapisan batubara terhadap kandungan gas Metana Batubara (Gas Content) di lapangan pengembangan gas Metana Batubara, Tanjung Enim-Sumatera Selatan
Dart Energy Tanjung Enim Pte Ltd resmi ditunjuk sebagai operator Wilayah Kerja Gas Metana Batubara (WK GMB) Tanjung Enim oleh salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang energi yaitu NuEnergy Gas Limited. Dart Energy Tanjung Enim Pte Ltd memulai proses eksplorasi gas metana batubara pada tahun 2011. Dart Energy Tanjung Enim Pte Ltd telah melakukan pengeboran sebanyak dua belas sumur. Pengeboran sumur dilakukan untuk pengembangan eksplorasi gas metana batubara pada Blok Tanjung Enim. Pengeboran dua belas
sumur tersebut meliputi delapan sumur production test dan empat sumur corehole (Dart Energy Tanjung Enim Pte Ltd, 2011). Coalbed methane adalah gas metana yang terkandung dalam batubara yang terperangkap dalam mikropori atau pori-pori batubara melalui proses mikrobial (biogenic) atau panas (thermogenic) selama proses pembentukan batubara. Metode desorption test merupakan metode pengukuran gas content pada batubara secara langsung. Metode ini membagi total gas content batubara dalam 3 bagian yaitu lost gas (Q1), desorbed gas (Q2), residual gas (Q3). Masing-masing bagian diukur dengan prosedur yang berbeda dan kemudian digabung sehingga menghasilkan total gas content. Umumnya kandungan gas (gas content) pada batubara akan meningkat seiring dengan meningkatnya kedalaman (depth) dan peringkat batubara (coal rank) (Cobb, 2003). Kedalaman lapisan batubara yang ideal untuk tersimpannya gas metana adalah antara 300 sampai dengan 1000 meter. Kedalaman lapisan batubara yang kurang dari 300 meter menyebabkan gas metana sangat mudah terlepas (rilis) ke udara sehingga gas metana yang terperangkap pada batubara tersebut jumlahnya tidak besar, sedangkan pada kedalaman lebih dari 1000 meter kapasitas serapan batubara akan terganggu oleh temperatur dan tekanan yang tinggi. Tetapi terdapat faktor lain yang mempengaruhi besarnya gas content yang
terperangkap di dalam batubara tersebut, salah satunya yaitu kualitas dari batubara tersebut yang dapat dilihat dari hasil analisis proksimat batubara tersebut sehingga kandungan gas contentnya dapat menurun meskipun berada pada kedalaman yang lebih dalam, sehingga dilakukanlah analisis mengenai pengaruh kedalaman lapisan batubara terhadap jumlah gas contentnya. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan terhadap 5 sampel pada well 5 yang terletak di kedalaman antara 141,10-152,55 meter total gas content yang diperoleh berkisar antara 76,39-105,34 scf/ton, terjadi penurunan jumlah gas content pada titik ke empat dan ke lima, hal tersebut dikarenakan kandungan ash pada sampel batubara di titik kedalaman tersebut yang tinggi sehingga berpengaruh terhadap jumlah gas contentnya. Pada well 6 yang terletak di kedalaman antara 192,70-246,40 meter total gas content yang diperoleh berkisar antara 63,96-100,70 scf/ton, terjadi penurunan jumlah gas content pada well 6 dikarenakan kandungan inherent moisture yang tinggi sehingga berpengaruh terhadap jumlah gas cotentnya. Pada well 7 yang terletak di kedalaman antara 266,30-269,25 meter total gas content berkisar antara 109,89-124,85 scf/ton, pada well 7 ini jumlah gas content cenderung meningkat hanya saja terjadi sedikit
penurunan gas content pada kedalaman 267,40 meter, hal tersebut dikarenakan pada titik kedalaman tersebut juga terjadi sedikit peningkatan kandungan inherent moisture sehingga berpengaruh terhadap jumlah gas contentnya.
No copy data
No other version available