Text
Pengaruh perlakuan panas Normalizing dan Quenching pada logam tembaga dengan media pendingin udara, air dan minyak rem terhadap sifat mekanik
Pada era modern ini dunia industri mengalami perkembangan teknologi yang sangat pesat. Segala kebutuhan dan alat-alat yang dipergunakan dalam dunia industri tidak terlepas dari material yang digunakan. Oleh karena itu sekarang banyak material yang diproses dengan teknologi canggih yang dapat menghasilkan suatu komponen mesin atau alat-alat lainnya. Setiap material memiliki karateristik yang berbeda-beda. Dengan berbedanya lingkungan dan penggunaannya, maka dibutuhkan material yang sesuai dengan kondisi tersebut. Tembaga adalah logam yang kemerahan dengan struktur kristal kubus. Tembaga murni memiliki sifat ulet yang sulit digunakan langsung ke dalam proses permesinan serta tembaga merupakan konduktor yang mengalirkan listrik dan panas dengan baik. Selain itu juga tembaga sangat tahan terhadap korosi didalam lingkungan yang beragam termasuk suasana ambient, air laut, dan beberapa bahan kimia industri. Kebanyakan tembaga paduan tidak dapat dikeraskan atau diperkuat dengan metode perlakuan panas. Perlakuan panas adalah suatu metode perlakuan yang melibatkan pemanasan dan pendinginan logam dalam keadaan padat untuk mengubah sifat fisik dan struktural. Beberapa proses ini hanya bekerja untuk baja, sedangkan yang lainnya diterapkan untuk logam dan paduan tertentu. Proses perlakuan panas yang diaplikasikan pada tembaga dan tembaga paduan adalah annealing, normalizing, hardening, tempering dan quenching. Tujuan utama dari proses perlakuan panas adalah meningkatkan plastisitas, mendapatkan keseragaman komposisi, menahan tekanan agar tidak mengalami kerusakan, pengerasan material, meningkatkan keausan dan ketahanan dengan menambahkan unsur-unsur kimia melalui permukaan, dan mengembangkan sifat fisik, mekanis dan kimiawi. Salah satu jenis minyak yang berkembang penggunaannya saat ini adalah minyak rem. Salah satu unsur kimia yang dikandung dalam minyak rem adalah polyglycol dan glycol ether. Kedua unsur ini termasuk dalam kelas polymer. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sifat mekanik logam tembaga tidak mendapatkan perlakuan panas dan mendapatkan perlakuan panas normalizing dengan media pendingin udara dan quenching dengan media pendingin air dan minyak rem pada temperatur 450oC, 500oC dan 550oC dengan waktu penahanan selama 30 menit. Pengujian sifat mekanik yang dilakukan adalah pengujian tarik, pengujian impak dan pengujian kekerasan Vickers. Setelah melakukan penelitian dan analisis data, maka nilai kekerasan pada logam tembaga menurun dibanding nilai kekerasan tanpa perlakukan panas, penurunan yang terbesar pada saat quenching dengan media air yaitu sebesar 53,06%, setelah diperlakukan panas kekuatan tarik dan batas patah logam tembaga menurun dibanding tanpa perlakuan panas, penurunan yang terbesar pada quenching dengan media minyak rem yaitu sebesar 18,19% untuk kekuatan tariknya dan untuk batas patahnya menurun sebesar 48,08% setelah quenching dengan media air, sedangkan rata-rata Perpanjangan (e) menurun sebesar 40,94% setelah quenching dengan media air, setelah mendapat perlakuan panas energi impak pada logam tembaga menurun dibandingkan dengan energi impak tanpa perlakuan panas, penurunan yang terbesar pada normalizing sebesar 29,06%. Dari hasil pengujian terlihat bahwa dengan perlakuan panas, telah menurunkan sifat-sifat mekanik pada logam termbaga tersebut.
No copy data
No other version available