Text
Studi eksperimental turbin air Darrieus sumbu Horizontal dengan Variasi Nilai Soliditas dan Pembenaman
Indonesia diberkahi dengan sumber energi terbarukan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk membantu menghadapi tantangan pemanasan global, mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari penggunaan ekstensif bahan bakar fosil sebagai sumber utama energi listrik dan memiliki ketahanan energi melalui diversifikasi pasokan. Dalam konteks ini bahwa Pemerintah Indonesia memberikan dorongan untuk mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan dan terintegrasi ke dalam ekonomi energi utama sebagaimana yang telah dituangkan ke dalam Kebijakan Energi Nasional. Pada saat ini banyak penelitian dan pengembangan yang dilakukan pada turbin Darrieus bahkan di Eropa telah ada yang diproduksi untuk tujuan komersial. Di Indonesia saat ini studi eksperimental sudah banyak dilakukan namun hanya pada skala yang relative kecil dengan efisiensi yang juga relatif masih rendah, maka untuk itu diperlukan kajian eksperimental yang berskala lebih besar agar efisiensi yang dihasilkan lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji performansi turbin air Darrieus sumbu horizontal untuk berbagai nilai soliditas dan berbagai kedalaman pembenaman. Studi eksperimental dilakukan pada model turbin yang memanfaatkan aliran sungai dengan kecepatan aliran sebesar 1,05 meter per detik. Dalam penelitian ini, turbin yang digunakan mempunyai diameter 500 mm dengan panjang 750 mm dan menggunakan sudu Airfoil NACA 0018, dengan
variasi lebar sudu (chord) 100 mm, 120 mm, 140 mm atau dengan soliditas masing-masing adalah berturut-turut 0,19, 0,22 dan 0,26, dan variasi pembenaman 60%, 80%, 100% (terbenam sepenuhnya). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa untuk soliditas 0,19 dengan kedalaman pembenaman 60% nilai efisiensi tertinggi adalah sebesar 12,11%, pada TSR 1,22, selanjutnya kedalaman pembenaman 80% nilai efisiensi tertinggi adalah sebesar 19,02 pada TSR 1,87, sedangkan untuk kedalaman pembenaman 100% nilai efisiensi tertinggi adalah sebesar 12,46% pada TSR 1,74. Untuk soliditas 0,22 dengan kedalaman pembenaman 60% nilai efisiensi tertinggi adalah sebesar 11,17% pada TSR 1,07, selanjutnya kedalaman pembenaman 80% nilai efisiensi tertinggi adalah sebesar 17,50% pada TSR 1,72, sedangkan untuk kedalaman pembenaman 100% nilai efisiensi tertinggi adalah sebesar 11,80% pada TSR 1,57. Untuk soliditas 0,26 dengan kedalaman pembenaman 60% nilai efisiensi tertinggi adalah sebesar 10,92% pada TSR 0,87, selanjutnya dengan kedalaman pembenaman 80% nilai efisiensi tertinggi adalah sebesar 15,36% pada TSR 1,57, sedangkan untuk kedalaman pembenaman 100% nilai efisiensi tertinggi adalah sebesar 11,51% pada TSR 1,47. Dengan demikian, nilai efisiensi tertinggi untuk soliditas 0,19 adalah sebesar 19,02% pada TSR 1,87 dengan kedalaman pembenaman 80%, selanjutnya nilai efisiensi tertinggi untuk soliditas 0,22 adalah sebesar 17,50% pada TSR 1,72 dengan kedalaman pembenaman 80%, sedangkan nilai efisiensi tertinggi untuk soliditas 0,26 adalah sebesar 15,36% pada TSR 1,57 dengan kedalaman pembenaman 80%. Kondisi optimum pada variasi soliditas dan pembenaman adalah untuk soliditas 0,19 dengan efisiensi tertinggi sebesar 19,02% pada kedalaman pembenaman 80%. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai soliditas maka drag pada turbin juga semakin meningkat yang mengakibatkan nilai efisiensi semakin menurun.
No copy data
No other version available