Text
Analisis gerusan lokal di sekitar pilar krib pada sungai gasing kabupaten Banyuasin
Gerusan Lokal secara garis besar terjadi dikarenakan terhalangnya arus aliran oleh suatu bangunan air yang menyebabkan terjadinya pengikisan dasar sedimen di sekitar bangunan air. Proses terjadinya gerusan lokal sendiri disebabkan oleh terhalangnya aliran pada sungai sehingga menyebabkan terjadinya pusaran di daerah bangunan air. Kedalaman gerusan yang dihasilkan di sekitar bangunan dipengaruhi oleh kecepatan aliran yang mengankut sedimen di sekitar bangunan air. Semakin kuat arus air maka kedalaman gerusan akan semakin besar dan dapat menyebabkan
kerusakan pada bangunan air. Maka dari itu dilakukan analisis kedalaman gerusan yang terjadi pada daerah sekitar tiang dermaga sungai gasing, Kabupaten Banyuasin. Analisis perhitungan kedalaman gerusan maksimum yang dapat terjadi dilakukan dengan menggunakan pendekatan empiris menggunakan beberapa metode yakni Metode Neill, K.W. Pilarczk dan CSU Dari hasil analisis tersebut didapatkan perbedaan kedalaman gerusan pada masing-masing
metode dengan memvariasikan diameter tiang sebesar 75, 100, 150, 250 dan 400 mm. Dengan metode Neill, kedalaman gerusan maksimum yang di sebesar 0.41, 0.5, 0.66, 0.95, 1,32 m. Sedangkan dengan metode K.W. Pilarczyk didapatkan kedalaman maksimum sebesar 0.65, 0.75, 0.88, 1.08, 1.35 m dan untuk metode CSU didapat kedalaman maksimum sebesar 0.16, 0.19, 0.25, 0.36, 0.49 m. Adapun faktor yang mempengaruhi kedalaman gerusan maksimum yang terjadi pada masing-masing metode adalah kecepatan aliran, diameter butiran sedimen sungai, diameter pilar, kedalaman sungai, lebar sungai, panjang krib, jaran antara 2 pile.
No copy data
No other version available