Text
Mortalitas serangga uji dan kelimpahan arthropoda predator serangga hama padi akibat aplikasi bacillus thuringiensis berl. Yang dikembangbiakkan pada berbagai media
Teknologi yang digunakan sampai saat ini untuk mengendalikan hama adalah pestisida kimiawi. Penggunaan pestisida kimiawi perlu diminimalisir dengan pengendalian pengganti menggunakan bakteri entomopatogen, yaitu Bacillus thuringiensis. B. thuringiensis adalah salah satu bakteri patogen pada serangga yang menghasilkan kristal protein pada saat proses sporulasi. Bioinsektisida berbahan aktif B. thuringiensis yang digunakan di Indonesia perlu diproduksi di dalam negeri untuk menjamin ketersediaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui B. thuringiensis yang dikembangbiakkan pada berbagai media, efektif terhadap nimfa Gryllus bimaculatus. Mengetahui B. thuringiensis yang dikembangbiakkan pada berbagai media, tidak berpengaruh terhadap kelimpahan dan keanekaragaman arthropoda predator. Mengetahui B. thuringiensis yang dikembangbiakkan pada berbagai media, berpengaruh terhadap komponen produksi padi.
Penelitian ini menggunakan Rancanagan Acak Kelompok (RAK) dengan lima perlakuan, satu kontrol dan enam ulangan. Perlakuan terdiri dari: B. thuringiensis pada media air kelapa dan garam mineral, B. thuringiensis pada media kelapa, B. thuringiensis pada media kelapa dan garam mineral, B. thuringiensis komersil, B. thuringiensis pada media Nutrient Broth, dan air steril.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai kerapatan spora tertinggi 25,19% pada perlakuan bioinsektisida Bt Nutrient Broth dan terendah 11,09% pada perlakuan Bt Kelapa. Nimfa G. bimaculatus yang terinfeksi B. thuringiensis menunjukkan gejala malas bergerak, nafsu makan berkurang, warna tubuhnya berubah menjadi kemerahan dan lama kelamaan menjadi hitam, mengeluarkan cairan putih seperti susu yang berbau busuk. Pengujian mortalitas pada padi utama menunjukkan bahwa mortalitas tertinggi 5,94% pada perlakuan biopestisida Bt Kelapa dan terendah 0,28% pada perlakuan air steril. Pengujian mortalitas pada padi ratun menunjukkan bahwa mortalitas tertinggi 51,11% pada perlakuan biopestisida Bt Kelapa dan terendah 0,00% pada perlakuan air steril. Serangan nimfa pada padi utama tertinggi 4,89% pada perlakuan bioinsektisida Bt Kelapa+Garam Mineral dan terendah 1,97% pada perlakuan bioinsektisida Bt Nutrient Broth. Serangan nimfa pada padi ratun tertinggi 8,58% pada perlakuan bioinsektisida Bt Kelapa+Garam Mineral dan terendah 4,72% pada perlakuan bioinsektisida Bt Komersil. Produksi padi utama pada berat per 100 bulir menunjukkan bahwa berat tertinggi 2,28 g per 100 bulir pada perlakuan bioinsektisida Bt Kelapa dan terendah 2,16 g per 100 bulir pada perlakuan air steril. Produksi padi ratun pada berat gabah kering panen menunjukkan bahwa berat teringgi 5,65 g per rumpun pada perlakuan bioinsektisida Bt Air Kelapa+Garam Mineral dan terendah 3,43 g per rumpun pada perlakuan air steril. Nilai jumlah individu tertinggi 0,25 ekor per dua ayunan ganda pada perlakuan bioinsektisida Bt Kelapa dan terendah 0,07 ekor per dua ayunan ganda pada perlakuan bioinsektisida Bt Kelapa+Garam Mineral dan Bt Nutrient Broth.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Bioinsektisida berbahan aktif B. thuringiensis yang dikembangbiakkan pada berbagai media, kurang efektif terhadap nimfa G. bimaculatus. Bioinsektisida berbahan aktif B. thuringiensis yang dikembangbiakkan pada berbagai media, tidak mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman arthropoda predator yang aktif di tajuk tanaman padi. Bioinsektisida berbahan aktif B. thuringiensis yang dikembangbiakkan pada berbagai media, tidak mempengaruhi komponen produksi padi
No copy data
No other version available