Skripsi
PENGARUH WAKTU TAHAN PADA PROSES ANNEALING BAJA ASSAB 709M TERHADAP SIFAT MEKANIKNYA
Sebagian masyakarat tau apa itu baja. Baja sering di gunakan masyarakat
sebagai bahan industri dan bahan bangunan, karena baja mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya, diantaranya dalam
masalah daktilitas dan waktu pengerjaannya. Baja juga mempunyai kelemahan
diantaranya yaitu rentan terhadap perubahan temperatur, misalkan terkena api
secara langsung maka kekuatan leleh dan tarik dari baja tersebut mengalami
penurunan secara drastis. Baja yaitu material yang di bentuk dari bahan logam
dengan komposisi besi sebanyak 95% atau lebih. Baja pada umumnya di
kelompokkan atas 2 jenis yaitu: baja karbon (carbon steel) dan baja paduan (alloy
steel).
Pada pengujian kali ini memakai Baja ASSAB 709M. Baja ASSAB 709M
merupakan baja karbon sedang (medium) baja yang banyak digunakan di dunia
indrustri.
Spesimen yang telah disiapkan kemudian dibentuk (dibubut) sesuai ukuran dan
bentuk yang di butuhkan, kemudian spesimen yang telah dibentuk dilakukan heat
treatment atau dipanaskan sampai temperatur 850°C kemudian ditahan dengan
variasi waktu 30,60,90 menit (holding time) dan didinginkan didalam tungku
pemanas (furnace) sampai temperatur normal atau temperatur kamar (annealing).
Annealing adalah suatu proses perlakuan panas (heat treatment) yang
dilakukan terhadap logam atau paduan. Prinsip annealing adalah memanaskan baja
sampai diatas temperatur kritis, kemudian dilakukan holding time dan proses
pendinginan didalam tungku dilakukan dengan lambat dengan temperatur kamar.
Adapun keuntungan yang didapat dari proses annealing adalah sebagai berikut: Menurunkan kekerasan, menghilangkan tegangan sisa, memperbaiki sifat mekanik,
menghilangkan terjadinya retak panas, menurunkan dan menghilangkan ketidak
homogenan struktur suatu material, memperhalus ukuran butir, menghilangkan
tegangan dalam dan menyiapkan struktur baja untuk proses perlakuan panas.
Adapun hasil pengujian struktur mikro terjadi perubahan struktur pada setiap
holding time 30 menit, 60 menit, 90 menit pada temperatur austenit 850°C.
Menggunakan metode annealing dengan cara baja di diamkan didalam tungku
pemanas sampai temperatur didalam tungku berubah menjadi temperatur kamar
atau temperatur normal setelah proses pemanasan. Terdapat ferrit dan perlit. Ferrit
merupakan larutan padat karbon dan unsur paduan lainnya pada baja, Perlit
merupakan suatu gabungan unsur (ferrit dengan simentit) yang memiliki nilai
kekerasan tertentu.
Hasil dari penelitian uji impak pada baja ASSAB 709M dengan proses
pemanasan pada suhu 850°C dengan Holding Time 30,60,dan 90menit.
Berdasarkan hasil uraian data pada diagram dan gambar patahan hasil uji impak di
atas, maka kita dapat ketahui nilai energi tertinggi tedapat pada Holding Time 90
menit dengan nilai rata-rata 123,889 joule dibandingkan dengan nilai Holding Time
yang lainnya. Dapat di ketahui bahwa semakin lama Holding Time pada proses
pemanasaan dengan pendinginan di dalam tungku pembakaran sampai suhu kamar
maka nilai keuletan semakin tinggi.
Pengujian uji tarik yang di lakukan pada penelitian ini dilaksanakan di
Laboratorium Material Teknik Pengocoran Logam Politeknik Manufaktur
Bandung. Data yang di dapat dari pengujian uji tarik pada baja ASSAB 709M dapat
di ketahui bahwa terdapat nilai yang berbeda. Hal ini dikarenakan dari proses
pemanasan suhu 850°C dengan holding time 30, 60, 90 menit di lanjutkan dengan
proses annealing yaitu didinginkan di dalam tungku sampai tempratur kamar atau
tempratur normal.
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
2007000122 | T41118 | T411182020 | Central Library (Referens) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available