Text
Pengaruh harga dan non harga terhadap pendapatan pengusaha industri tempe anggota primkopti unit Macan Lindungan di Kota Palembang
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) untuk menganalisis hubungan harga kedelai dunia terhadap harga kedelai domestik, (2) untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pengusaha industri tempe, dan (3) untuk mengidentifikasi strategi apa yang dilakukan pengusaha tempe untuk mengantisipasi pengaruh harga kedelai.
Penelitian ini dilaksanakan pada pengusaha tempe anggota koperasi Primkopti Unit Macan Lindungan Kota Palembang. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa jumlah anggota Primkopti Unit Macan Lindungan Kota Palembang merupakan yang paling besar anggotanya (yaitu 58 anggota dari 183 anggota aktif primkopti). Selain itu, skala usaha pengusaha tempenya bervariasi dari skala kecil hingga skala besar. Pelaksanaan penelitian dan pengambilan data dilapangan dilakukan pada bulan Januari 2014. Metode penarikan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah acak berlapis tak berimbang. Dalam pengambilan contoh secara acak ini diambil 30 sampel pengusaha tempe yang terdiri dari 10 skala kecil, 10 skala sedang, dan 10 skala besar dari 56 anggota Primkopti Unit Macan Lindungan Kota Palembang.
Hasil penelitian diketahui bahwa, harga kedelai Internasional (AS) mempunyai hubungan (korelasi) yang kuat dan sangat berpengaruh terhadap harga kedelai Domestik (tingkat pengusaha). Hal ini diakibatkan karena ketergantungan impor yang sangat tinggi, tentunya gejolak harga di pasar Internasional sangat rentan sekali terhadap pasokan di dalam Negeri. Harga kedelai berpengaruh nyata terhadap pendapatan pengusaha industri tempe. Selain harga kedelai tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pengusaha industri tempe secara nyata adalah jumlah tenaga kerja, skala usaha kecil, dan skala usaha sedang.
Untuk mengurangi pengaruh harga kedelai yang naik, para pengusaha industri tempe Anggota Primkopti harus melakukan hal sebagai berikut meningkatkan produksi tempe, memanfaatkan kemajuan teknologi, komunikasi dan transportasi, meningkatkan jumlah tenaga kerja, memperluas pemasaran produksi tempe, mempertahankan kualitas produksi tempe, melakukan perubahan kemasan, menaikkan harga jual tempe, memperkuat modal, merubah produk setengah jadi menjadi produk jadi.
No copy data
No other version available