Text
Hubungan laju ultrafiltrasi dengan kejadian hipotensi intradialitik pada pasien hemodialisis kronik di Instalasi Hemodialisis RSMH Palembang
Pendahuluan: Pasien penyakit ginjal kronik tahap akhir membutuhkan terapi pengganti ginjal, dan salah satu yang umum dilakukan adalah hemodialisis. Pasien hemodialisis dapat mengalami komplikasi yang dikenal dengan komplikasi intradialisis. Prevalensi terjadinya hipotensi intradialitik sebagai komplikasi terbanyak yaitu sebesar 20-30%, dengan factor risiko berupa laju ultrafiltrasi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan laju ultrafiltrasi dengan kejadian hipotensi intradialitik pada pasien hemodialysis kronik.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh data assessment pasien hemodialisis kronik bulan November 2015 dengan sampel yang diambil secara total sampling. Kriteria inklusi penelitian adalah pasien yang menjalani hemodialisis rutin selama minimal tiga bulan. Kriteria eksklusi penelitian adalah pasien dengan data assessment yang tidak lengkap. Hipotensi intradialitik sebagai variabel dependen dan laju ultrafiltrasi sebagai variable independen. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi square.
Hasil: Dari 183 pasien yang memenuhi syarat penelitian, 52 pasien mengalami hipotensibintradialitik sedangkan 131 lainnya tidak. Didapatkan terbanyak (27,87%) kelompok usia 49-56 tahun, mayoritas (51,91%) pria, dan terbanyak (55,74%) laju ultrafiltrasi >10 ml/h/kg. Hasil analisis bivariat untuk hubungan laju ultrafiltrasi dengan kejadian hipotensi intradialitik adalah sangat signifikan (p=0,000; OR=4,277).
Kesimpulan: Pasien hemodialisis kronik dengan laju ultrafiltrasi >10 ml/h/kg memiliki risiko 4,277 kali lebih besar untuk mengalami kejadian hipotensi intradialitik
Kata Kunci: Hipotensi Intradialitik, Laju Ultrafiltrasi
No copy data
No other version available