Text
Analisis Kejadian Gempabumi Wilayah Mentawai Berdasarkan Long dan Medium Term Prediction (Studi Kasus: Gempabumi 25 Oktober 2010 M 7,2 Sr)
Analisis suatu kasus gempabumi di suatu daerah terdiri atas banyak metode, tergantung pada kajian yang ingin ditinjau. Dalam penelitian ini, penulis melakukan kegiatan peramalan gempabumi berdasarkan waktu prediksi yaitu prediksi jangka panjang dan menengah. Prediksi jangka panjang meliputi prediksi gempabumi berdasarkan distribusi magnitudo menggunakan ANFIS dan pengujian aktivitas seismik berdasarkan variasi nilai-b, sedangkan prediksi jangka menengah dilakukan pengamatan terhadap perubahan rasio Vp/Vs dalam periode waktu tertentu. Untuk prediksi jangka panjang, data gempabumi yang digunakan yaitu data sekunder yang di unduh dari katalog NEIC-USGS, periode 1984-2010, dengan batas wilayah 6.0 LU-7.6 LS dan 94 BT-106 BT sedangkan data gempabumi untuk pengamatan rasio Vp/Vs yaitu data rekaman sinyal (phase report sheets) dari katalog BMKG periode 2010. Hasil prediksi gempabumi menggunakan metode ANFIS memiliki hubungan keeratan dengan data originalnya yang dinyatakan dalam koefisien korelasi yaitu sebesar 67% dan nilai RMSE sebesar 2,9% . Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa hasil prediksi metode ANFIS dapat mengikuti pola gempabumi data originalnya walau nilai rinci prediksinya tidak tepat untuk seluruh data namun dapat menggambarkan kejadian gempabumi secara sederhana berdasarkan dari distribusi parameter magnitudo. Kemudian adanya anomali perubahan rasio Vp/Vs yang diduga sebagai prekursor gempabumi terlihat dalam rentang waktu tiga sampai delapan bulan sebelum gempabumi terjadi, dengan penurunan nilai Vp/Vs terhitung sebesar 1.07–2.51% dari keadaan normal. Dari hasil pengujian aktivitas seismik di kawasan Mentawai diperoleh nilai-b yang berkisar antara 0.5-1.2 dan terjadi penurunan nilai-b terhadap waktu, yaitu beberapa tahun sebelum gempabumi signifikan pada tahun 2010 terjadi. Hal tersebut menyatakan bahwa kawasan Mentawai memiliki nilai-b yang rendah, dimana nilai-b yang rendah berkorelasi dengan tingkat stress batuan yang tinggi sehingga dapat ditafsirkan bahwa kawasan Mentawai berpotensi terjadi gempabumi dengan kekuatan yang besar di masa mendatang.
No copy data
No other version available