Text
Karakterisasi dan identifikasi bakteri patogen pada luka tukik penyu lekang (Lepidochelys olivacea) di penangkaran penyu Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat
Penyu merupakan hewan yang mampu menyelam dalam waktu lama dan juga mampu bermigrasi dalam jarak jauh. Penyu betina umumnya dapat menghasilkan telur ± 100 butir telur akan tetapi hanya satu telur yang menetas dan mencapai dewasa sehingga menyebabkan penyu menjadi hewan langka. Hal ini dikarenakan faktor alam dan faktor manusia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki habitat penyu, penyu yang mendarat di Indonesia adalah penyu lekang, penyu belimbing, penyu hijau, penyu sisik, penyu tempayan dan penyu pipih. Penyu telah masuk kedalam daftar merah. Khusus di Indonesia penyu juga dililindungi salah satunya oleh PP Nomor 7 Tahun 1999.
Upaya pemerintah dalam melindungi penyu salah satunya melalui konservasi penyu. Salah satu lokasi konservasi penyu yaitu Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pulau Kasiak, Pariaman Sumatera Barat yang mana telah berganti nama yaitu Unit Pelayanan Teknis (UPT) Konservasi Penyu Kota Pariaman pada awal tahun 2013. UPT konservasi Pariaman memiliki tiga penyu yang ditangkarkan yaitu tukik penyu sisik, tukik penyu lekang dan tukik penyu hijau. Pantai pariaman yang didominasi oleh pasir yang berwarna kehitam-hitaman sangat cocok dengan tempat bertelur bagi penyu lekang. Tingginya populasi tukik penyu lekang pada kawasan konservasi yang tidak diimbangi dengan banyaknya ruang penampung bagi tukik penyu lekang. Sehingga menimbulkan beberapa masalah diantaranya masalah penyakit.
Penyakit merupakan masalah umum yang dialami pada penangkaran konservasi penyu, baik penyakit yang ditimbulkan oleh kualitas air maupun akibat infeksi virus, bakteri dan jamur. Sifat tukik yang saling menyerang sehingga menimbulkan luka pada tukik, hal ini memudahkan bakteri patogen untuk tumbuh. Terkadang pada luka tukik tersebut juga ada jamur, tetapi tidak semua luka tukik yang ditumbuhi oleh jamur.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2014. Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu tahap pertama pengambilan sampel di UPT Konservasi Penyu kota Pariaman. Tahap kedua yaitu uji karakterisasi dan identifikasi bakteri dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi, Universitas Andalas Padang. Sampel bakteri yang diambil yaitu pada tukik berumur 1 sampai 3 bulan, yang mana umur 3 bulan adalah batas umur tukik yang akan dilepaskan kelaut. Pengambilan sampel rata-rata perumur tukik adalah 2 sampel,
hal ini dikarenakan tukik penyu lekang yang terluka dalam jumlah sedikit. Metode pengambilan sampel bakteri yang dipakai adalah metode swab yang mana kapas yang digunakan dioleskan bolak-balik pada luka tukik.
Setelah sampel bakteri didapatkan maka dilakukan tahapan pengenceran, hasil dari masing-masing pengenceran inilah akan dilakukan penanaman bakteri dengan mengunakan media Na. Hasil bakteri yang tumbuh maka dilakukan peremajaan bakteri dengan mengunakan metode zig-zag. Setelah bakteri yang telah diremajakan tumbuh maka dilakukan uji karakterisasi bakteri yang terdiri dari uji makroskopis yang meliputi pengamatan bentuk, tepian, permukaan dan warna sedangkan uji mikroskopis terdiri dari pengamatan pewarnaan gram. Selanjutnya dilakukan uji biokimia yang terdiri dari uji TSIA, H2S, motilitas, katalase, oksidase, urea, indol, citrat, Gula-Gula, MR, VP, OF, KCN, Decarboxylase, phenylalanin, aesculin, malonat broth, nitrate, gelatin. Setelah hasil uji biokimia dilakukan maka hasilnya akan di samakan dengan mengunakan buku manual for the identification of medical bacteria.
Hasil penelitian jumlah isolat bakteri yang didapatkan dari uji karakerisasi makroskopis adalah 8 isolat dan untuk pengamatan mikroskopis terdapat 6 isolat gram negatif dan 1 isolat gram positif pada isolat 6. Terakhir uji identifikasi bakteri yang terdiri atas uji biokimia dan hasil pengamatan ini setelah dicocokkan dengan buku identifikasi bakteri, maka diduga jenis bakteri yang ada pada isolat 1 pseudomonas sp1, isolat 2 pseudomonas sp2, isolat 3 pseudomonas sp3, isolat 4 proteus sp1, isolat 5 proteus sp2, isolat 6 bacillus sp, isolat 7 proteus sp1 dan terakhir isolat 8 pseudomonas sp 4.
No copy data
No other version available