Text
Analisis performansi cooling tower tipe induced draft counter flow di PT PLN (PERSERO) sektor Keramasan Palembang
Salah satu fasilitas yang memiliki peran vital pada industri adalah menara pendingin,
menara pendingin adalah salah satu komponen yang sangat diperlukan dalam sistem
pengaturan energi dan proses industri untuk membuang panas dari fluida air ke
lingkungan.
Menara pendingin merupakan suatu alat penukar kalor yang fluida kerjanya adalah
air dan udara yang berfungsi untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara
mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir, komponen menara
pendingin terdiri atas rangka dan wadah, bahan pengisi (fill), kolam air dingin, drift
eliminators, saluran udara masuk, louvers, dan fan, menara pendingin terbagi atas
dua jenis, yaitu natural draft cooling tower dan mechanical draft cooling tower.
Penelitian dimulai dengan melakukan studi literatur melalui buku dan jurnal terkait
untuk mengkaji penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan, setelah itu peneliti
melakukan survei data untuk mendapatkan nilai parameter performansi pada menara
pendingin yang akan diteliti, setelah data didapat kemudian data akan dikaji secara
analitis, parameter yang dicari akan dihitung melalui data yang didapat untuk
kemudian dapat ditarik kesimpulan dan saran.
Setelah melakukan penelitian, kemudian dapat dilakukan analisis dan pembahasan
dari hasil perhitungan yang didapat, dari hasil perhitungan yang didapatkan secara
teoritis didapatkan bahwa penurunan terjadi pada setiap parameter performansi
menara pendingin, efektifitas menara pendingin mengalami penurunan dari kondisi
desain, pada kondisi desain efektifitas menara pendingin sebesar 80,71%,
penurunan pada efektifitas menara pendingin pada kondisi operasi siang sebesar
75,38% dan sedangkan pada kondisi operasi malam sebesar 77,21%, penurunan
efektifitas dari alat penukar kalor (menara pendingin) menyebabkan jumlah dari
kalor yang berhasil diserap oleh air pendingin yang berasal dari menara pendingin,
ditandai dengan menurunnya beban kalor total pada kondisi desain sebesar 102162,1
kJ/s turun menjadi 67744,7288 kJ/s pada kondisi operasi siang dan 73109,9116 kJ/s
pada kondisi operasi malam, dan juga ditandai dengan meningkatnya temperatur air
masuk dan keluar menara pendingin yang semula pada kondisi desain sebesar
41,76°C naik menjadi 43,09°C dan 42,59°C, penurunan pada temperature range
yang semula 13,69°C menjadi 12,28°C dan 13,25°C, akan tetapi walaupun terjadi
penurunan menara pendingin tetap mampu mencapai temperatur pendinginan yang
hampir mendekati temperatur pendinginan pada kondisi desain, temperatur air
keluar dari menara pendingin sebesar 30,81°C dan 29,31°C serta pada kondisi
vi
desain yaitu sebesar 28,07°C hampir mendekati kondisi desain, laju aliran air
pengganti juga mengalami penurunan dari 144,6 m3/h menjadi 78,78 m3/h.
Efektifitas menara pendingin mengalami penurunan dari kondisi desain, penurunan
efektifitas menara pendingin pada kondisi operasi siang sebesar 5,34% dan pada
kondisi operasi malam sebesar 3,51%, hal ini menunjukkan bahwa efektifitas
menara pendingin meningkat pada malam hari, dan juga menara pendingin
memerlukan laju aliran air penambahan air lebih sedikit dari kondisi desain, pada
kondisi desain dengan temperatur air masuk 41,76°C menara pendingin mampu
menurunkan temperatur hingga 28,07°C, pada kondisi operasi diwaktu siang dengan
temperatur air masuk 43,09°C menara pendingin mampu mendinginkan air hingga
30,81°C dan pada kondisi operasi diwaktu malam dengan temperatur air masuk
42,59 °C menara pendingin mampu mendinginkan air hingga 29.31°C, laju aliran
air pengganti pada kondisi desain yaitu 144,6 m3/h, sedangkan laju aliran air
pengganti pada kondisi operasi hanya 78,78 m3/h, lebih sedikit dibandingkan dengan
kondisi desain
No copy data
No other version available