Text
Pengaruh perubahan suhu pencampuran dan suhu pemadatan terhadap kinerja asphalt concrete wearing course (ac-wc) dengan metode marshall
Suhu pencampuran memiliki peranan yang penting terhadap kinerja campuran aspal yang telah dibuat. Jika
suhu pencampuran terlalu rendah mengakibatkan nilai viskositasnya menjadi tinggi maka akan menyulitkan dalam
pelaksanaan pencampuran aspal. Selain suhu pencampuran, suhu pemadatan juga memiliki peranan yang cukup
penting terhadap kinerja campuran aspal. Suhu pemadatan ini berpengaruh terhadap kekuatan agregat penyusun
campuran aspal. Jika suhu pemadatan terlalu rendah, aspal yang digunakan sebagai pengikat sudah mengalami
pembekuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil parameter pengujian Marshall dari campuran
Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) terhadap perubahan suhu pencampuran dan suhu pemadatan,
mengetahui pengaruh perubahan suhu pencampuran dan suhu pemadatan pada Asphalt Concrete-Wearing Course
(AC-WC), mengetahui suhu pencampuran dan suhu pemadatan yang paling baik dari hasil pengujian dengan
menggunakan Metode Marshall untuk lapisan AC-WC.
Penelitian dilakukan di laboratorium BBPJN II. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini pada awalnya
menggunakan 15 sampel yang mencakup 5 rentang kadar aspal kondisi normal untuk mendapatkan nilai kadar aspal
optimum (KAO). Setelah mendapatkan nilai KAO, kemudian dibuat benda uji sebanyak 21 sampel untuk variasi
perubahan suhu. Variasi suhu pencampuran dan suhu pemadatan yang digunakan adalah 141°C-127°C, 146°C-132°C,
151°C-137°C, 156°C-142°C,161°C-147°C, 166°C-152°C, dan 171°C-157°C.
Hasil pengujian Marshall menunjukan bahwa semakin tinggi dan semakin rendah suhu yang digunakan akan
mengakibatkan menurunnya nilai MQ dibandingkan dengan nilai MQ dalam kondisi normal. Dari hasil penelitian 21
benda uji dapat disimpulkan hanya pada variasi suhu pencampuran dan suhu pemadatan 151°C-137°C yang memiliki
hasil yang baik dan masuk dalam spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 2.
No copy data
No other version available