The Sriwijaya University Library

  • Home
  • Information
  • News
  • Help
  • Librarian
  • Login
  • Member Area
  • Select Language :
    Arabic Bengali Brazilian Portuguese English Espanol German Indonesian Japanese Malay Persian Russian Thai Turkish Urdu

Search by :

ALL Author Subject ISBN/ISSN Advanced Search

Last search:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Pengaruh perubahan suhu pencampuran dan suhu pemadatan terhadap kinerja asphalt concrete wearing course (ac-wc) dengan metode marshall

Text

Pengaruh perubahan suhu pencampuran dan suhu pemadatan terhadap kinerja asphalt concrete wearing course (ac-wc) dengan metode marshall

Indriani Aprilia - Personal Name;

Penilaian

0,0

dari 5
Penilaian anda saat ini :  

Suhu pencampuran memiliki peranan yang penting terhadap kinerja campuran aspal yang telah dibuat. Jika
suhu pencampuran terlalu rendah mengakibatkan nilai viskositasnya menjadi tinggi maka akan menyulitkan dalam
pelaksanaan pencampuran aspal. Selain suhu pencampuran, suhu pemadatan juga memiliki peranan yang cukup
penting terhadap kinerja campuran aspal. Suhu pemadatan ini berpengaruh terhadap kekuatan agregat penyusun
campuran aspal. Jika suhu pemadatan terlalu rendah, aspal yang digunakan sebagai pengikat sudah mengalami
pembekuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil parameter pengujian Marshall dari campuran
Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) terhadap perubahan suhu pencampuran dan suhu pemadatan,
mengetahui pengaruh perubahan suhu pencampuran dan suhu pemadatan pada Asphalt Concrete-Wearing Course
(AC-WC), mengetahui suhu pencampuran dan suhu pemadatan yang paling baik dari hasil pengujian dengan
menggunakan Metode Marshall untuk lapisan AC-WC.
Penelitian dilakukan di laboratorium BBPJN II. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini pada awalnya
menggunakan 15 sampel yang mencakup 5 rentang kadar aspal kondisi normal untuk mendapatkan nilai kadar aspal
optimum (KAO). Setelah mendapatkan nilai KAO, kemudian dibuat benda uji sebanyak 21 sampel untuk variasi
perubahan suhu. Variasi suhu pencampuran dan suhu pemadatan yang digunakan adalah 141°C-127°C, 146°C-132°C,
151°C-137°C, 156°C-142°C,161°C-147°C, 166°C-152°C, dan 171°C-157°C.
Hasil pengujian Marshall menunjukan bahwa semakin tinggi dan semakin rendah suhu yang digunakan akan
mengakibatkan menurunnya nilai MQ dibandingkan dengan nilai MQ dalam kondisi normal. Dari hasil penelitian 21
benda uji dapat disimpulkan hanya pada variasi suhu pencampuran dan suhu pemadatan 151°C-137°C yang memiliki
hasil yang baik dan masuk dalam spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 2.


Availability

No copy data

Detail Information
Series Title
-
Call Number
Ind p 2015
Publisher
Inderalaya : Fak. Teknik., 2015
Collation
ix, 48 hlm.:ilus.
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
NONE
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Marshall, AC-WC, MQ
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility
-
Other version/related

No other version available

File Attachment
Comments

You must be logged in to post a comment

The Sriwijaya University Library
  • Information
  • Services
  • Librarian
  • Member Area

About Us

As a complete Library Management System, SLiMS (Senayan Library Management System) has many features that will help libraries and librarians to do their job easily and quickly. Follow this link to show some features provided by SLiMS.

Search

start it by typing one or more keywords for title, author or subject

Keep SLiMS Alive Want to Contribute?

© 2025 — Senayan Developer Community

Powered by SLiMS
Select the topic you are interested in
  • Computer Science, Information & General Works
  • Philosophy & Psychology
  • Religion
  • Social Sciences
  • Language
  • Pure Science
  • Applied Sciences
  • Art & Recreation
  • Literature
  • History & Geography
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Advanced Search