Text
Evaluasi setting rele proteksi arus lebih pada gardu induk seduduk putih PT. PLN (Persero) P3B Sumatera UPT Palembang
Rele merupakan salah satu pengaman yang terpasang sistem tenaga listrik,
yang berfungsi melindungi saluran baik transmisi maupun distribusi dan peralatan
terhadap kerusakan yang disebabkan oleh gangguan hubung singkat atau gangguan
beban lebih dengan cara menghilangkan gangguan yang terjadi secara cepat dan tepat
sehingga sistem tenaga listrik yang tidak terganggu dapat terus bekerja (mengalirkan
arus ke beban).
Dalam hal ini, rele yang dibahas ditugas akhir ini adalah rele arus lebih (over
current relay) yang terpasang di Gardu Induk Seduduk Putih. Rele ini bekerja dengan
cara mendeteksi kondisi tidak normal yang mungkin terjadi dalam sistem dengan cara
mengukur besaran listrik yang berbeda pada keadaan normal dan keadaan gangguan.
Jika rele mendeteksi kondisi yang tidak normal pada sistem, maka dengan cepat rele
memberikan perintah open pada PMT (circuit breaker).
Rele arus lebih (over current relay) harus memiliki kecepatan dan ketepatan
dalam mendeteksi gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi, sehingga rele
tidak salah dalam mengamankan wilayah proteksinya, dengan itu diperlukan setting
arus dan setting waktu kerja rele. Setting arus dan setting waktu kerja rele dalam
tugas akhir ini mempergunakan karakteristik standard invers sesuai dengan IEC
60255-3 dan BS 142 1966[12] dapat dilihat pada kaidah penyetelan arus dan waktu.
vi
Berdasarkan tabel 4.9 dan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan
antara setting arus dari hasil pembahasan dan setting arus yang telah ada pada Gardu
Induk Seduduk Putih. Namun demikian, untuk setting rele pengaman di Trafo 20
MVA dan di Trafo 30 MVA masih cukup baik (perbedaan nilai setting di lapangan
tidak begitu jauh dengan nilai hasil perhitungan).
Terjadinya perbedaan nilai setting di lapangan dengan hasil perhitungan,
dikarenakan di lapangan arus kerjanya disetel kisaran maksimal yaitu 110 % dari arus
nominal, sedangkan penulis menggunakan kisaran minimum yaitu 105% dari arus
nominalnya. Begitu juga untuk penyetelan Tms, terdapat perbedaan dengan yang
terpasang di lapangan. Karena jika penulis dalam penyetelan Tms menggunakan arus
gangguan terkecil, yaitu gangguan fasa-fasa. Sedangkan di lapangan dalam
penyetelan Tms mengguanakan arus arus gangguan terbesar, yaitu tiga fasa.
No copy data
No other version available