Text
Uji aktivitas larvasida fraksi aktif daun bakau minyak (rhizophora apiculata blume) terhadap larva nyamuk aedes aegypti linn
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan yang
cukup serius di Indonesia sampai saat ini, karena sering menimbulkan Kejadian
Luar Biasa (KLB). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue
Haemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang
sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue dari penderita Demam Berdarah
Dengue lainnya. Pengendalian terhadap nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor
penyakit Demam Berdarah Dengue telah banyak dilakukan, seperti pengendalian
kimiawi menggunakan insektisida atau larvasida sintetik, namun terbukti dapat
mengakibatkan keracunan pada manusia, polusi lingkungan bahkan resistensi
serangga target sehingga perlu larvasida yang lebih aman dengan larvasida botanis
yang dihasilkan oleh tanaman. Larvasida botanis, yaitu larvasida yang dihasilkan
oleh tanaman beracun terhadap serangga pada stadium larva tetapi tidak
mempunyai efek samping terhadap lingkungan dan tidak berbahaya bagi manusia.
Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai larvasida botanis adalah bahan aktif
dari tumbuhan bakau minyak (Rhizophora apiculata Blume) yang termasuk famili
Rhizophoraceae.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fraksi aktif daun bakau minyak
yang memiliki efek larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti Linn., untuk
mengetahui nilai LC50 dari daun bakau minyak terhadap larva nyamuk
Aedes aegypti Linn., untuk mengetahui aktifitas fraksi aktif dari daun bakau
minyak dibandingkan dengan kontrol positif abate, dan untuk mengetahui
senyawa aktif dari daun bakau minyak yang terdapat pada fraksi aktif yang
diamati secara kualitatif.
Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2016. Pengambilan
sampel daun bakau minyak (Rhizophora apiculata Blume) bertempat di kawasan
Taman Nasional Sembilang (TNS), Barong Kecil, Kabupaten Banyuasin,
Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Genetika dan
Bioteknologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sriwijaya dan di Laboratorium Entomologi Loka Litbang
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), Baturaja, Sumatera Selatan.
Metode yang digunakan eksperimental laboratorium, dengan menggunakan
rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan dengan konsentrasi
187,5 ppm, 375 ppm, 750 ppm, 1500 ppm, 3000 ppm, kontrol negatif, kontrol
positif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa fraksi metanol air dari daun
bakau minyak (Rhizophora apiculata Blume) memiliki aktivitas larvasida yang
paling tinggi daripada fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat. LC50 fraksi metanol
air dari daun bakau minyak yang mampu membunuh 50% dari total larva uji
adalah 2457,527 ppm. Fraksi metanol air dari daun bakau minyak membutuhkan
konsentrasi yang tinggi untuk membunuh larva uji dibandingkan dengan bubuk
abate. Fraksi metanol air dari daun bakau minyak mengandung senyawa tanin dan
fenol.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu fraksi metanol air dari daun bakau minyak
(Rhizophora apiculata Blume) memiliki aktivitas larvasida tertinggi terhadap
larva nyamuk Aedes aegypti dibandingkan dengan fraksi n-heksan dan fraksi etil
asetat, nilai LC50 fraksi metanol air dari daun bakau minyak yang mampu
membunuh 50% dari total larva uji adalah 2457,527 ppm, fraksi metanol air daun
bakau minyak dengan konsentrasi optimum 3.000 ppm mampu membunuh 19
larva Aedes aegypti, berbeda nyata dengan kontrol positif abate yang mampu
membunuh 30 larva Aedes aegypti, senyawa aktif yang terkandung dalam fraksi
metanol dari daun bakau minyak adalah fenol dan tanin.
No copy data
No other version available