Text
Analisis tegangan Thermal pada mata pahat pada proses pemesinan bubut dengan menggunakan Software Autodesk Inventor 2016
Pada saat pemotongan, panas yang ditimbulkan dalam proses pemotongan tersebut cukup besar dan karena luas bidang kontak yang relatif kecil maka temperatur menjadi sangat tinggi, terutama pada bidang geram dan bidang utama. Pemotongan oblique dapat diterapkan apabila luas penampang geram sebelum terpotong yang sama, maka panjang pemotongan akan lebih panjang bila sudut potong < 90º ( Taufiq Rochim, 1993 ). Hal tersebut akan menyebabkan bidang kontak antara geram dengan bidang geram pahat menjadi lebih luas sehingga mempercepat laju pembuangan panas dan temperatur pahat menjadi tidak begitu tinggi. Mata potong yang aktif memotong dapat lebih diperpanjang lagi dengan cara sedikit dimiringkan, sudut miring () ≠ 0° ( Taufiq Rochim, 1993 ). Tegangan Thermal adalah Tegangan yang terjadi akibat adanya perbedaan kenaikan distribusi temperatur pada suatu material dimana besarnya setara dengan regangan yang timbul pada suatu material yang memuai ( Rahmat, 2008 ). Pada penelitian ini penulis bermaksud untuk menganalisis tegangan thermal yang terjadi pada gaya pemotongan oblique pada mata pahat, dengan cara menggunakan program Autodesk Inventor 2016 dan Autodesk Mechanical Simulation 2016. Pengolahan data yang dilakukan berdasarkan data-data yang ada di jurnal tentang gaya pemotongan oblique. Data yang dimaksud adalah parameter proses pemesinan diantaranya, Kecepatan potong (????????), Kedalaman Potong (????), Waktu Pemotongan (????????), Putaran Spindel (????), Panjang Pemotongan (????????), Gerak makan (????), Sudut Potong Utama (kr), Tipe Pemotongan dan Pendinginan. Setelah mendapatkan parameter proses pemesinan akan menganalisis dengan perhitungan untuk menjalankan simulasi seperti perhitungan daya potong dan perhitungan gaya. Pada saat simulasi akan mendapatkan data distribusi temperature dan tegangan thermal yang terjadi pada gaya pemotongan oblique. Hasil dari simulasi menghasilkan distribusi temperature pada sudut potong 15° dengan temperature maksimumnya yang dihasilkan sebesar 1259.52°C, distribusi temperature pada sudut potong 30° menghasilkan temperature maksimum sebesar 1095.06°C, distribusi temperature pada sudut potong 45° menghasilkan temperature maksimum sebesar 995.287°C dan distribusi temperature pada sudut potong 60° menghasilkan temperature maksimum sebesar 985.01°C. Dengan melihat hasil simulasi dengan menggunakan Autodesk Mechanical Simulation temperature maksimum sudut potong 15° lebih besar daripada sudut potong 30° , 45°, dan 60°, diakibatkan adanya pengaruh sudut potong terhadap temperature pemotongan, semakin sudut potongnya kecil akan semakin luas bidang kontak antara geram dengan geram pada pahat yang dikarenakan mata potong yang memotong lebih panjang. Seperti yang dinyatakan ( Taufiq Rochim, 1993 ), Setelah mendapatkan hasil distribusi temperature akan didapatkan hasil simulasi tegangan thermal yang terjadi.. Pada sudut potong utama 15° menghasilkan nilai tegangan thermal sebesar 1158.37 N/mm2, sudut potong utama 30° menghasilkan nilai tegangan thermal sebesar 839.253 N/mm2, sudut potong utama 45° menghasilkan nilai tegangan thermal sebesar 694.93 N/mm2, dan sudut potong utama 60° menghasilkan nilai tegangan thermal sebesar 581.61 N/mm2. Sudut potong utama 15° mengalami tegangan thermal yang tertinggi dikarenakan sumber panas yang berasal dari hasil gesekan pada saat pemotongan di sudut potong utama 15° yang besar. Jadi, semakin besar sumber panas yang berasal dari hasil gesekan pada saat pemotongan, akan semakin besar juga nilai tegangan thermal yang di dapatkan, berbanding lurus dengan temperature maksimum pada sudut potong utama 15° yang tertinggi di antara sudut potong utama yang lainnya.
No copy data
No other version available