Text
Perencanaan teknis sistem penyaliran tambang terbuka di PT. Bara Anugrah Sejahtera Lokasi Pulau Panggung Muara Enim Sumatera Selatan
PT. Bara Anugrah Sejahtera adalah salah satu perusahaan tambang batubara dengan metode tambang terbuka yang memiliki lokasi di Pulau Panggung Muara Enim Sumatera Selatan. Tambang ini memiliki 3 front penambangan yang saling berdekatan, dimana yang aktif saat ini hanya 1 front penambangan saja, yaitu front penambangan III. Dua front penambangan lainnya, yaitu front penambangan I dan II sudah tidak beroperasi cukup lama, sehingga telah digenangi air dengan volume yang cukup besar. Total volume air yang telah menggenangi front penambangan diketahui sebesar 194.342,33 m3. Penggabungan ketiga front penambangan tersebut direncanakan pada awal tahun 2015, sesuai dengan rencana penambahan jumlah target produksi. Sehingga sebelum penggabungan dilakukan, maka air yang sudah menggenangi harus dikeluarkan terlebih dahulu dengan cara pemompaan. Pemompaan ini juga bertujuan sebagai pengendali jumlah air yang akan masuk ke dalam tambang nantinya setelah dilakukan penggabungan ketiga front penambangan, baik dari air limpasan maupun dari air tanah. Volume Air yang masuk ke tambang sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Curah hujan rata-rata bulanan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 88,1 mm/bulan, sedangkan curah hujan rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 393 mm/bulan. Data curah hujan merupakan data penting dalam merancang sistem penyaliran tambang. Data tersebut merupakan data mentah yang harus diolah terlebih dahulu dengan metode statistik, sehingga dapat ditentukan besar curah hujan rencana dan intensitas hujan. Curah hujan rencana dihitung dengan metode Gumbel, sedangkan intensitas hujan dihitung menggunakan rumus Mononobe. Perencanaan sistem penyaliran yang baik meliputi; perencanaan sump yang mampu menampung debit air limpasan dan air tanah, perencanaan sistem kerja pompa dan pemipaan, saluran terbuka yang mampu mengalirkan air hasil pemompaan, serta kolam pengendapan lumpur yang mampu menampung endapan lumpur hasil pemompaan. vii Universitas Sriwijaya Luas catchment area lokasi tambang pada bulan Januari 2015 adalah sebesar 117.560 m2. Sedangkan luas catchment area sesuai dengan kemajuan tambang bulan Desember 2015 adalah sebesar 391.000 m2. Diperkirakan pertambahan catchment area setiap bulannya sebesar 24.859 m2. Volume air yang masuk ke lokasi tambang merupakan jumlah dari volume air limpasan dengan volume air tanah dikurangi dengan volume evapotranspirasi. Dari perhitungan dihasilkan bahwa volume air terkecil yang masuk ke lokasi tambang pada tahun 2015 terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar 10.488,98 m3, sedangkan volume air terbesar yang masuk ke lokasi tambang terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 140.121,45 m3. Perencanaan sistem penyaliran menggunakan 1 unit pompa Deeflo DP2500-2. Debit pompa diketahui sebesar 300 m3/jam, dengan jam kerja pompa sebesar 20 jam/hari, maka selama 39 hari diperkirakan total volume air yang menggenangi front penambangan akan habis dipompakan keluar tambang. Dan setelah itu jam kerja pompa akan dikurangi sesuai dengan volume air yang masuk ke lokasi tambang setiap bulannya. Head total pompa yang diperlukan untuk mengalirkan air dari sump (+45 mdpl) ke saluran terbuka (+58 mdpl) adalah sebesar 20,5315 m. Sedangkan daya pompa diperlukan sebesar 25,1410 kW. Sistem pemipaan akan menggunakan 6 batang pipa HDPE, dengan panjang masing-masing pipa sebesar 6 m, sehingga panjang pipa keluar sebesar 36 m. Volume air yang masuk ke lokasi tambang akan ditampung di sump dengan dimensi panjang sebesar 40 m, lebar sebesar 30 m, dan kedalaman sebesar 4 m, sehingga volume sebesar 4.800 m3. Air hasil pemompaan akan dialirkan melalui saluran terbuka dengan lebar dasar saluran sebesar 0,5 m, kedalaman saluran sebesar 0,52 m, dan lebar permukaan saluran sebesar 1,3 m. Untuk menghindari pencemaran sungai, maka padatan yang terdapat pada air hasil pemompaan harus diendapkan terlebih dahulu di kolam pengendapan lumpur. Kolam pengendapan lumpur dirancang sebanyak 3 buah kompartemen, dengan dimensi masing-masing kompartemen yaitu panjang sebesar 30 m, lebar sebesar 20 m, dan kedalaman sebesar 3 m, sehingga volume masing-masing kompartemen sebesar 1.800 m3. Dan dalam setahun akan dilakukan 12 kali pengurasan pada kolam pengendapan lumpur.
No copy data
No other version available