Text
Prevalensi katarak senilis dan faktor risiko usia, jenis kelamin, dan penggunaan kortikosteroid di Kecamatan Sukarami Palembang
Latar Belakang: Katarak senilis adalah salah satu ancaman global terhadap kesehatan mata. Kenyataannya, katarak senilis adalah penyebab kebutaan tertinggi di berbagai belahan negara di dunia, termasuk Indonesia. Berbagai penelitian menunjukkan beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan katarak senilis, diantaranya adalah usia, jenis kelamin, dan penggunaan kortikosteroid. Penelitian ini dibuat untuk mendapatkan prevalensi katarak senilis dan mengetahui hubungan faktor-faktor tersebut dengan kejadian katarak senilis. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilakukan dari bulan Juli hingga Desember 2012 di Kecamatan Sukarami, Palembang. Pemilihan sampel dilakukan pada penduduk yang berusia 40 tahun dengan teknik multistage proportional random sampling. Data diperoleh melalui pemeriksaan langsung dan wawancara terstruktur, kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil: Prevalensi katarak senilis di Kecamatan Sukarami Palembang adalah 32,5%. Setelah dianalisis, usia dan kejadian katarak senilis menunjukkan hubungan yang bermakna dengan nilai p sebesar 0,000 dan OR 12,2 (95% CI; 4,93-30,01). Begitu juga antara jenis kelamin dan kejadian katarak senilis yang menunjukkan hubungan bermakna dengan nilai p sebesar 0,044 dan OR 2,23 (95% CI; 1,01-4,91). Hasil tersebut juga terdapat pada penggunaan kortikosteroid dan kejadian katarak senilis dengan nilai p sebesar 0,036 dan OR 5,81 (95% CI; 1,07-31,43). Kesimpulan: Prevalensi katarak senilis di Kecamatan Sukarami Palembang cukup tinggi. Usia, jenis kelamin, dan penggunaan kortikosteroid berhubungan dengan kejadian katarak senilis. Usia 60 tahun, perempuan, dan pengonsumsi kortikosteroid lebih dari 3 bulan penggunaan lebih berisiko untuk menderita katarak senilis dibandingkan usia 40-59 tahun, laki-laki, dan bukan pengonsumsi kortikosteroid.
No copy data
No other version available