Text
Kaji eksperimental pengaruh tebal pad dan temperatur air pendingin terhadap efek pendinginan sistem pendingin evaporatif
Proses pendinginan evaporatif terjadi saat uap air ditambahkan ke udara yang
memiliki kelembahan relatif di bawah 100%. Semakin besar selisih antara
temperatur bola kering dan temperatur bola basah udara, makin besar pula
penurunan temperatur yang dapat dicapai. Penggunaan kipas elektrik untuk
menghembuskan udara pada permukaan media basah (pad) adalah pengembangan
dari konsep evaporative cooler. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
penurunan temperatur bola kering udara, rasio kelembaban, kelembaban relatif,
efektifitas pendinginan dan kerugian pada aliran udara. Variabel yang diukur
selama pengujian adalah temperatur udara bola basah dan temperatur udara bola
kering pada masukan dan keluaran, temperatur air pendingin, serta kecepatan
aliran udara. Berdasarkan data hasil pengujian dan analisa yang telah di lakukan
didapat bahwa suatu pendingin evaporatif jika ditinjau dari tebal pad dan
temperatur air pendingin yang digunakan dapat menghasilkan efektifitas yang
berbeda. Hasil pengujian pada kipas pendingin evaporatif menunjukkan bahwa
nilai efektifitas pendinginan rata-rata pada pad 4 cm > 2 cm > 1 cm. Nilai
efektifitas pendinginan rata-rata pada pad yang menggunakan air + es secara
berturut-turut yaitu 29,67 %, 42,21 % dan 56,26 % dan efektifitas pendinginan
rata – rata pada pad 4 cm yang menggunakan air saja secara berturut-turut yaitu
23,90 %, 33,94 % dan 42,64 %
No copy data
No other version available