Text
Faktor yang berhubungan dengan balita pendek (stunting) di Wilayah Kerja Puskesmas Perangai Kecamatan Merapi Selatan Kabupaten Lahat
Penilaian masalah balita pendek (Stunting) sebagai masalah kesehatan masyarakat di suatu wilayah apabila prevalensi gizi pendek (stunting) di atas 20% yang telah disepakati secara universal. Hasil survey PSG tahun 2013 prevalensi balita pendek (stunting) di wilayah kerja Puskesmas Perangai sebesar 35,9 %. Tujuan penelitian ini Untuk mengidentifikasi beberapa Faktor yang berhubungan dengan balita pendek (stunting) di wilayah kerja puskesmas Perangai Kecamatan Merapi Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Informasi diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap 7 informan dan 2 informan lainnya, serta telaah dokumen. Analisis data yang digunakan content analysis. Uji Validitas melalui triagulasi sumber, metode dan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu memiliki tingkat pendidikan rendah. Ibu bekerja sebagai petani. Jumlah anggota keluarga ≥ 4 orang mengalami kesulitan pemenuhan kebutuhan pangan di dalam keluarga. Dukungan Keluarga terhadap pola konsumsi balita sangat kurang. Pemberian makanan tambahan balita ada yang tepat waktu, terlalu dini dan terlalu lambat. Tidak ada pantangan budaya gizi untuk balita. Frekuensi makan balita 2xsehari, 3xsehari dan 4xsehari. Pola penyajian makanan tidak sesuai dengan gizi seimbang. Ibu mengalami kesulitan mendapatkan pangan berupa hewani, nabati dan buah-buahan. Balita sering mengalami sakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ringan dan pernah mengalami sakit diare. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, dukungan keluarga, pemberian makanan tambahan, pola konsumsi, penyakit ISPA dan diare merupakan faktor penyebab kejadian balita pendek (stunting), sedangkan budaya gizi bukan merupakan penyebab masalah balita pendek (stunting) di wilayah Puskesmas Perangai.
No copy data
No other version available