Text
Efek teratogenik ekstrak daun keji beling (strobilanthes crispus bl.) terhadap fetus mencit (mus musculus) galur sub swiss webster serta rancangan pembelajarannya pada Sekolah Menengah Atas
Telah dilakukan penelitian tentang efek teratogenik daun keji beling (Strobilanthes crispus Bl.) terhadap fetus mencit (Mus musculus) dengan tujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ekstrak daun keji beling dengan potensi teratogenik daun keji beling terhadap fetus mencit. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari kontrol negatif (0 mg/0,1 ml akuades/10 g BB), kontrol positif (0 mg/0,1 ml DMSO/10 g BB), dosis P1 (4,2 mg/0,1 ml DMSO/10 g BB), P2 (8,4 mg/0,1 ml DMSO/10 g BB), dan P3 (12,6 mg/0,1 ml DMSO/10 g BB). Larutan ekstrak daun keji beling diberikan secara gavage pada hari kehamilan ke-9 hingga ke-17. Hari ke-18 perlakuan, mencit ditimbang berat badannya, dimatikan dengan cara dislokasi leher, dan diambil fetusnya kemudian dibuat preparat skeleton fetus. Data dianalisis dengan perhitungan anava dan uji BJND. Ekstrak daun keji beling dengan dosis maksimal 8,4 mg menyebabkan penurunan berat badan fetus dan keterlambatan penulangan pada tulang supraoksipital, badan vertebra servikalis, badan vertebra sakrokaudalis, lengkung vertebra sakrokaudalis, gelang pektoral dan rangka anggota depan (falang proksimal dan falang intermediet), gelang pelvik dan rangka anggota belakang (falang proksimal dan falang intermediet), serta kecacatan asimetris dumbbell-shaped pada sternum. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun keji memiliki efek teratogenik terhadap fetus mencit. Hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif contoh kontekstual dan materi pangayaan pada pembelajaran Biologi Kelas X Semester II pada Kompetensi Dasar 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi.
No copy data
No other version available