Text
Karakteristik fisik, kimia, dan keamanan pangan ikan betok (Anabastes testudineus) dan ikan tembakang (Helostoma temminckii)
Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik, kimia dan
keamanan pangan ikan betok dan ikan tembakang. Penelitian dilakukan di
Pusdatarawa palembang, dan Laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Laboratorium
Terpadu IPB, Laboratorium Baristand Industri Palembang, Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas 1, Palembang, pada
bulan Oktober 2015 sampai dengan April 2016. Penelitian ini menggunakan
metode Survey. Sampel air dan ikan diambil dari wilayah Palembang dan
Banyuasin. Parameter yang diamati meliputi analisa fisik ikan (panjang ikan,
lebar, berat, bukaan mulut, sisik, dan bentuk tubuh), kimia ikan (kadar protein,
kadar lemak, kadar abu, kadar air, karbohidrat, asam amino dan asam lemak),
kandungan logam berat (Pb, Cd dan Fe) pada air dan ikan, fisik dan kimia air
(warna, rasa, bau, kekeruhan, TSS (total suspended solid), suhu dan kedalaman,
pH, dissolve oxygen, zat organik, dan detergen). Secara fisik ikan betok dan ikan
tembakang hampir sama, namun perbedaanya ikan tembakang memiliki ukuran
lebih lebar dibandingkan dengan ikan betok. Sisik ikan betok memiliki duri-duri
halus, sedangkan pada ikan tembakang tidak terdapat duri-duri namun terdapat
garis-garis halus. Komposisi kimia ikan betok dan ikan tembakang cukup tinggi,
komposisi tertinggi yaitu kadar air dan kadar protein. Ikan betok mengandung
asam amino sebesar 9,99%, sedangkan ikan tembakang mengandung asam amino
sebesar 14,94%. Ikan tembakang mengandung asam lemak sebesar 56,39%,
sedangkan ikan betok mengandung asam lemak sebesar 48,58%. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa sampel A2B1 dan A2B3 mengandung logam berat timbal
masing-masing mengandung timbal sebesar 1,33 mg/kg dan 0,31 mg/kg. Secara
fisik sampel B1, B2 dan B4 dinyatakan tercemar karena hasil pengukuran warna
air berada di atas standar yaitu 15 TCU, masing-masing hasil pengukuran warna
yaitu 36 TCU, 88 TCU dan 16 TCU. Hasil analisa kekeruhan tertinggi yaitu
sampel B2 sebesar 12,72 NTU dan berada di atas standar maksimal. Hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan berperan dalam
mempengaruhi karakteristik kimia dan keaman pangan ikan betok dan tembakang.
No copy data
No other version available