Skripsi
EVOLUSI DIAGENESIS BATUPASIR FORMASI TALANG AKAR DAERAH BUNGIN CAMPANG, KAB. OKU SELATAN SUMATRA SELATAN
Secara regional, Desa Bungin Campang, Kecamatan Simpang, Kabupaten OKU Selatan termasuk kedalam sub cekungan Palembang yang merupakan bagian dari Cekungan Sumatra Selatan. Cekungan Sumatera Selatan adalah cekungan busur belakang berumur Tersier yang terbentuk sebagai akibat adanya interaksi antara Paparan Sunda (sebagai bagian dari lempeng kontinen Asia) dan lempeng Samudera India. Pada daerah Bungin Campang, penelitian mengenai evolusi diagenesis batupasir Formasi Talang Akar belum dilakukan secara komprehensif, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahap diagenesis yang terjadi pada lokasi penelitian. Penelitian evolusi diagenesis nantinya juga akan menghasilkan implifkasinya terhadap nilai porositas batupasir pada area penelitian. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis laboratorium berupa analisis petrografi dan analisis X Ray Diffraction serta dilakukan juga analisis studio berupa analisis diagenesis, pembuatan model peta, serta analisis porositas. Analisis laboratorium berupa analisis petrografi terhadap delapan sampel batupasir untuk mendapatkan jenis batupasir berdasarkan persentase mineral kuarsa, feldspar, dan litik. Selain itu, analisis X Ray Diffraction juga dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih detail mengenai komposisi mineral lempung dan authigenic yang tidak bisa teramati pada saat pengamatan petrografi. Analisis studio meliputi analisis diagenesis untuk mengetahui fase dan proses diagenesis yang terjadi pada batupasir Formasi Talang Akar, pembuatan model peta untuk merepresentasikan data yang telah didapatkan di lapangan dalam bentuk peta satuan batuan, peta lintasan, dan peta montage, dan peta porositas. Analisis porositas batupasir untuk mengetahui persentase dan kualitas porositas batupasir Formasi Talang Akar. Hasil analisis diagenesis menunjukkan batupasir Formasi Talang Akar mengalami fase kompaksi kuat, pelarutan, sementasi oleh mineral silika dan mineral karbonat serta fase authigenesis yang ditunjukan oleh mineral glaukonit dan mineral oksida. Tahapan diagenesis yang berlangsung di lokasi penelitian meliputi tahapan eogenesis (early diagenesis), mesogenesis (burial diagenesis), dan telogenesis (uplift diagenesis). Pada tahap eogenesis terjadi saat proses pengendapan batupasir Formasi Talang Akar. Proses mesogenesis yang terjadi pada temperatur 65 - 120ºC dengan kedalaman 2 – 4 km di bawah permukaan laut dengan tingkat kematangan mulai dari semi mature hingga mature. Berdasarkan analisis porositas, porositas batupasir Formasi Talang Akar berada pada kategori fair - good. Pada kategori ini nilai porositas batupasir Formasi Talang Akar berada pada rentang 10% - 20%. Penyebab dari kecilnya nilai porositas batuan pada batupasir Formasi Talang Akar disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor pertama akibat adanya aktivitas pelarutan dan sementasi yang cukup kuat sehingga menutup ruang pori dan mengurangi nilai porositas primer pada batuan. Porositas batuan juga berkurang akibat adanya aktivitas alterasi yang ditunjukkan pada beberapa fragemen mineral yang teralterasi serta terdapat banyak ditemukannya vein silika dan vein kalsit pada lokasi penelitian. Faktor lainnya adalah adanya aktivitas tektonik yang berlangsung setelah pengendapan sehingga membuat terjadinya perubahan tekanan dan temperatur pada batupasir yang membuat komposisi mineral mengalami perubahan dan merupah geometri ruang pori pada batuan.
| Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
|---|---|---|---|---|
| 2407006256 | T159187 | T1591872024 | Central Library (REFERENCE) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available