Skripsi

ANALISIS SEKUEN STRATIGRAFI, PALEOGEOGRAFI, DAN IMPLIKASINYA TERHADAP GEOMETRI BATUBARA DI AREA “X” PT BUKIT ASAM, TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN

---

Penilaian

---

Sekuen stratigrafi sebagai suksesi strata yang diendapkan selama siklus penuh perubahan akomodasi atau pasokan sedimen dengan dibatasi oleh bidang ketidakselarasan subaerial dan keselarasan korelatif laut. Pada sekuen stratigrafi, ruang akomodasi merupakan area yang tersedia untuk akumulasi sedimen potensial yang dipengaruhi oleh fluktuasi muka laut dan penurunan permukaan dasar cekungan. Paleogeografi berperan penting dalam pembentukan fitur fisik geografis dan evolusinya sepanjang suatu periode geologi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sekuen stratigrafi dan evolusi paleogeografi terhadap geometri dan akumulasi batubara di Cekungan Sumatera Selatan. Data yang digunakan berupa log geofisika dan pemboran inti (core) dari empat lubang bor untuk menghasilkan model penampang geologi yang menggambarkan geometri dan akumulasi batubara di daerah penelitian. Penentuan system tract dan sekuen stratigrafi dilakukan untuk menjelaskan mekanisme akumulasi batubara terhadap perubahan ruang akomodasi, pola akumulasi batubara, serta korelasi. Analisis jenis lithofasies membantu dalam mengidentifikasi karakteristik batuan sedimen berdasarkan kesamaan ciri fisik nya, seperti warna, ukuran butir, dan struktur sedimen yang menggambarkan fasies sedimen tertentu. Analisis fasies sedimen dan asosiasinya dapat menjelaskan genesa batuan sedimen, seperti arus dan gelombang yang bekerja dalam suatu sekuen. Pembuatan peta paleogeografi dengan pendekatan faktor tunggal dan multi-faktor dengan metode ordinary kriging dimaksudkan untuk memberikan prediksi pusat akumulasi batubara, serta mengilustrasikan perubahan paleogeografi di lokasi penelitian seiring berjalannya waktu. Berdasarkan hasil analisis, fasies sedimen Anggota M2 Formasi Muara Enim dibagi menjadi empat, yakni fluvial-dominated upper delta plain, fluvial/tidal transitional delta plain, tidal-dominated lower delta plain, dan marginal tidal plain and lagoon. Pada Area "X" terdapat dua sekuen stratigrafi yang mewakili periode pengendapan akibat siklus sedimentasi yang dipengaruhi oleh perubahan muka laut dan iklim, yang masing-masingnya disusun oleh TST dan HST. Keseimbangan antara laju pembentukan gambut dan laju pembentukan ruang akomodasi mempengaruhi pembentukan geometri batubara. Pada TST-1 dan TST-2, laju penggambutan yang seimbang dengan pembentukan ruang akomodasi mengakibatkan batubara diendapkan secara menerus, sangat tebal, miring, dan terdapat tiga lapis clay band. Pada HST-1 dan HST-2, laju pembentukan ruang akomodasi lebih besar dibandingkan dengan laju penggambutan yang membentuk batubara dengan geometri agak tebal-sangat tebal, menerus, landai, dengan satu hingga lima lapis clay band. Aktivitas tektonik setelah pengendapan formasi Muara Enim menyebabkan batubara yang diendapkan mengalami deformasi sehingga tersesarkan dan terlipatkan. Unit paleogeografi yang menyusun sekuen 1 terdiri atas lagoon dan delta front dengan sand/shale ratio berkisar 0.18 – 0.30. Sekuen 2 tersusun atas unit paleogeografi lagoon dengan sand/shale ratio berkisar 0.03 - 0.054.

---

Availability

Inventory Code	Barcode	Call Number	Location	Status
2407002408	T142898	T1428982024	Central Library (References)	Available but not for loan - Not for Loan

Detail Information

Series Title

-

Call Number

T1428982024

Publisher

Indralaya : Prodi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya., 2024

Collation

84 hlm.; ilus.; 29 cm

Language

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Classification

551.07

Content Type

Text

Media Type

unmediated

Carrier Type

-

Edition

-

Subject(s)

Prodi Teknik Geologi

Specific Detail Info

-

Statement of Responsibility

KA

Other version/related

File Attachment

Comments

---

You must be logged in to post a comment