Text
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN PERAN KADER POSYANDU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI KABUPATEN BANYUASIN
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita (bayi di bawah usia lima tahun) akibat kekurangan gizi kronis, yang menyebabkan anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari yang seharusnya untuk usianya. Kabupaten Banyuasin memiliki prevalensi stunting tertinggi ketiga di Provinsi Sumatera Selatan (13,3% pada tahun 2022). Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dirancang untuk meningkatkan status gizi balita, di mana keaktifan kader posyandu sangat berperan dalam keberhasilan implementasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan peran kader posyandu dalam pemberian makanan tambahan di Kabupaten Banyuasin. Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain cross-sectional menggunakan 100 sampel dengan metode pengambilan sampel Proportional random sampling, Hasil uji chi square menunjukkan bahwa pengetahuan (p = 0,001), Sikap (p = 0,025), Usia (p=0,039), Pendidikan (p = 0,524),Insentif (p = 0,269), Pelatihan (p = 0,019), Lama menajdi kader (p=0,045) Sarana dan Prasarana (p = 0,090) dan Kader Aktif sebanyak 59 kader posyandu. Pada analisis Multivariat variabel yang paling berhubungan adalah Pengetahuan ( p = 0,001). Upaya peningkatan pelatihan berkualitas, pemberian insentif yang layak, dan penyediaan fasilitas memadai di posyandu menjadi rekomendasi utama untuk mendukung keberhasilan program PMT dalam penanggulangan stunting di Kabupaten banyuasin. Kata Kunci : Keaktifan Kader Posyandu, Lama menjadi posyandu, Pelatihan, Pengetahuan, Sikap Kepustakaan : 124 (2020-2024)
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
2507001092 | T164114 | T1641142025 | Central Library (Reference) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available