Skripsi
PERBEDAAN FORMULASI DAN SUHU DAGING IKAN PATIN (Pangasius pangasius) DALAM PEMBUATAN FISH CRACKERS
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi yang baik dan mengetahui pengaruh suhu daging ikan dalam pembuatan fish crackers. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya dan Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya pada bulan Agustus 2007 sampai Februari 2008. Penelitian ini menerapkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor perlakuan dan tiap-tiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan tersebut adalah Ai (suhu daging ikan segar) dan A2 (suhu daging ikan beku) dan formulasi terigu dengan daging ikan patin Bi (90% : 10%), B2 (80% : 20%), dan B3 (90% : 10%). Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah analisis proksimat (kadar air, kadar protein, kadar abu, kadar lemak, kadar karbohidrat). analisis fisik (kekerasan), dan analisis sensoris (warna, tekstur, aroma, rasa, dan kerenyahan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara suhu daging dan formulasi terigu dengan daging patin berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air, kadar protein. kadar abu, kadar lemak dan kekerasan fish crackers. Suhu daging ikan berpengaruh nyata terhadap kadar protein, dan kadar lemak fish crackers. Formulasi terigu dengan daging patin berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar protein, kadar abu, kadar lemak, dan kekerasan fish crackers. Uji analisa proksimat tertinggi fish crackers ikan patin terdapat pada perlakuan suhu daging segar dan formulasi terigu dengan daging patin = 70% : 30% dan rata-rata terendah fish crackers ikan patin terdapat pada perlakuan suhu daging beku dan formulasi terigu dengan daging patin = 90% : 10%. Uji analisa fisik tertinggi fish crackers ikan patin terdapat pada perlakuan suhu daging segar dan formulasi terigu dengan daging patin = 70% : 30% (5,27 g/cm2) dan terendah pada fish crackers ikan patin terdapat pada suhu daging beku dan formulasi terigu dengan daging patin = 90% : 10% (3,75 g/cm2). Uji sensoris menunjukkan suhu daging berpengaruh tidak nyata terhadap warna, tekstur, aroma, rasa dan kerenyahan fish crackers, sedangkan formulasi terigu dengan daging patin berpengaruh nyata terhadap warna, tekstur, aroma, rasa dan kerenyahan fish crackers. Hasil uji hedonik menunjukkan fish crackers dengan suhu daging beku dan formulasi terigu dengan daging patin = 80% : 20% paling disukai oleh konsumen, sedangkan hasil uji mutu hedonik yang paling disukai ditunjukkan pada fish crackers dengan suhu daging segar dan formulasi terigu dengan daging patin = 90% : 10%.
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
0807000293 | T113888 | T1138882008 | Central Library (REFERENCES) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available