Skripsi
EFIKASI FORMULASI YANG MENGANDUNG Trichoderma spp. DAN EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK TERHADAP JAMUR Ganoderma boninense DAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG PADA BIBIT KELAPA SAWIT
Penyakit busuk pangkal batang (BPB) merupakan penyakit penting yang menyerang tanaman kelapa sawit, penyakit ini disebabkan oleh jamur patogen Ganoderma boninense. qUpaya pengendalian yang sering dilakukan adalah penggunaan fungisida sintetis, namun terdapat beberapa alternatif pengendalian seperti pengendalian hayati dan biofungisida. Biofungisida bisa didapatkan dari bahan yang memiliki sifat antijamur seperti temulawak dan juga menggunakan jamur antagonis Trichoderma spp. Diketahui ekstrak rimpang temulawak memiliki kandungan antijamur seperti xanthorrizol, kurkuminoid, dan minyak atsiri. Pada Trichoderma memiliki metabolit sekunder seperti viridin dan trikomidin yang mampu menekan pertumbuhan jamur patogen, metabolit sekunder juga dapat menstimulan pertumbuhan pada tanaman. Tujuan penelitian ini yaitu, menguji formulasi dengan kandungan Trichoderma spp. dan ekstrak rimpang temulawak terhadap G. boninense dan menguji konsentrasi dan waktu aplikasi yang efektif dalam menekan penyakit busuk pangkal batang pada bibit kelapa sawit. Penelitian ini terdiri dari empat percobaan, percobaan pertama dan kedua dilakukan secara in vitrodan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Percobaan pertama menggunakan ekstrak rimpang temulawak murni dengan perlakuan konsentrasi 1,25%, 2,5%, 5%, fungisida, dan kontrol. Percobaan kedua dilakukan menggunakan formulasi dengan perlakuan 1,25%, 2,5%, kontrol, dan fungisida. Percobaan ketiga merupakan percobaan rumah kaca dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) 2x3 dengan perlakuan terpisah. Faktor pertama adalah konsentrasi yang terdiri dari dua taraf, yaitu 0,25% dan 2,5%. Faktor kedua terdiri dari tiga taraf waktu aplikasi, yaitu aplikasi pada bulan pertama dan ketiga, bulan kedua dan keempat, dan bulan pertama hingga bulan keempat dengan kontrol terpisah yaitu kontrol air dan fungisida. Percobaan keempat merupakan percobaan rumah kaca dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada tanaman sawit 11 bulan setelah inokulasi. Dilakukan empat perlakuan, yaitu 2,5%, 0,25%, air, dan fungisida dengan lima ulangan. Hasil uji in vitromenunjukkan formulasi lebih menghambat pertumbuhan jamur dibandingkan ekstrak rimpang temulawak. Pada konsentrasi 2,5% (setara 0,75% ekstrak rimpang temulawak), formulasi menghambat sebesar 20,83%. Dengan konsentrasi yang sama ekstrak rimpang temulawak mampu menghambat pertumbuhan jamur sebesar 26,07%, dengan demikian formulasi tiga kali lebih menghambat dibandingkan ekstrak murni. Uji rumah kaca pertama dan kedua menunjukkan hasil tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan.
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
2307000049 | T89007 | T890072023 | Central Library (Referens) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available