Skripsi
ANALISIS PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN RAWA MENJADI KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PALEMBANG
Kota Palembang memiliki keadaan geografis kawasan yang yang landai. Terdapat sungaisungai besar (Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Komering dan Sungai Kramasan) dan Anak-anak sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut serta struktur tanah yang tidak menyerap air sehingga menjadi kendala bagi tata air kota Palembang. Kondisi demikian, menyebabkan terjadinya genangan air di banyak tempat pada saat hujan ataupun sungai pasang. Genangan air ini terjadi di jalan-jalan Arteri, jalan lingkungan, permukiman, wilayah komersial dan lahan-lahan kosong Rawa adalah daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan tanah berlumpur dengan kadar air relatif tinggi. Rawa juga dikatakan sebagai genangan air di daratan pada cekungan yang relatif dangkal. Genangan rawa bisa juga terjadi karena terjebak pada suatu daerah cekungan dan lapisan batuan di bawah rawa merupakan batuan yang impermiable Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Palembang, dalam tiga tahun terakhir telah dan sedang dilakukan pembangunan tiga mal besar dan puluhan rumah toko. Selain itu, Pemerintah Kota Palembang juga membangun sebuah jalan lingkar barat yang baru, yaitu Jalan Soekamo-Hatta, dengan menguruk lahan bekas sawah dan rawa, baik untuk badan jalan maupun untuk kawasan komersial di sekitar jalan tersebut. Pengurukan rawa menjadi bangunan-bangunan dengan tingkat ketertutupan lahan atau dikenal dengan koefisien dasar bangunan (KDB) yang tinggi banyak terpusat di kawasan pusat kota, seperti kawasan Jalan Sudirman, Jalan Angkatan 45, Jalan Basuki Rahmat, dan Jalan Radial. Selain diisi dengan bangunan yang besar dan menutupi lahan, halaman dan tempat parkir pertokoan itu juga diplester dengan paving atau conblock. Kondisi itu menyebabkan air hujan tidak dapat terserap tanah dan mengalir ke saluran drainase atau ke jalan, jika saluran itu sudah penuh. Menurut staf pengajar Teknik Sipil Universitas Sriwijaya Bakrie Oemar, pengurukan rawa tersebut menambah banjir yang selalu terulang di Palembang. Sebelumnya, banjir di daerah Palembang selalu disebabkan oleh topografi yang rendah (beberapa lokasi berada di bawah permukaan Sungai Musi), pasang surut Sungai Musi, pendangkalan di beberapa kolam retensi, dan penyumbatan serta kecilnya dimensi saluran drainase. Pengurukan rawa juga telah menyebabkan penurunan jumlah anak sungai yang berfungsi sebagai saluran drainase sekunder dan sarana transportasi dalam kota, dari 280 menjadi 60 anak sungai. Kondisi tersebut mengakibatkan air hujan di dalam kota tidak dapat mengalir dengan sempurna menuju ke Sungai Musi
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
0907000122 | T129199 | T1291992008 | Central Library (REFERENCES) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available