Skripsi
HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DAN FREKUENSI MAKAN DENGAN PERTUMBUHAN ANAK USIA 36-59 BULAN DI KOTA PALEMBANG.
Data WHO tahun 2018 menyatakan bahwa masalah pertumbuhan tidak hanya gizi buruk, tetapi juga stunting dan gizi lebih. Data Riskesdas 2018 prevalensi status gizi balita 30,8%, prevalensi ini menurun bila dibandingkan dengan data Riskesdas 2013 dan survey Status Gizi Balita di tahun 2019 menunjukkan bahwa prevalensi stunting balita di Indonesia mencapai 27,67% dimana angka tersebut tidak memenuhi standar WHO yaitu melebihi 20%. Penelitian yang dilakukan oleh Food Bank of Indonesia (FOI) pada tahun 2020 menunjukkan bahwa sebanyak 27% balita di Indonesia melewatkan sarapan. Penelitian kuantitatif yang bersifat analitik dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Sampel penelitian ibu dengan anak balita yang berjumlah 148 orang. Teknik pengambilan sampel secara cluster random sampling. Teknik analisa data secara univariat dan bivariat. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi sebagai interpretasi data. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa kebiasaan sarapan berhubungan dengan pertumbuhan indikator TB/U (p value 0,011), BB/TB (p value 0,015) serta frekuensi makan berhubungan dengan pertumbuhan indikator TB/U (p value 0,030). Sehingga terdapat hubungan antara frekuensi makan dengan pertumbuhan (TB/U), kebiasaan sarapan dengan pertumbuhan (TB/U dan BB/TB) pada anak usia 36-59 bulan lalu tidak terdapat hubungan antara frekuensi makan dengan pertumbuhan (BB/U, BB/TB, dan IMT/U) dan kebiasaan sarapan dengan pertumbuhan (BB/U dan IMT/U) pada anak usia 36-59 bulan di Kota Palembang.
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
2307002455 | T114150 | T1141502023 | Central Library (Referens) | Available |
No other version available