Skripsi
STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN DAN MODA ANGKUTAN MASSAL DI KOTA PALEMBANG
Perkembangan Kota Palembang sebagai kota metropolitan sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakatnya sendiri. Pertumbuhan ekonomi dan gaya hidup metropolitan menuntut masyarakat kota untuk dapat melakukan mobilitas sendiri. Kepemilikan akan kendaraan pribadi bukan lagi menjadi kebutuhan sekunder akan tetapi telah menjelma sebagai kebutuhan yang sangat primer. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kondisi lalu lintas yang tidak lagi mampu terlayani oleh ruas jalan yang ada. Dengan melihat kondisi yang ada sekarang ini, dapat dipastikan ruas-ruas jalan utama Kota Palembang di masa yang akan datang akan berada pada tingkat pelayanan terendah. Untuk dapat mengatasi permasalahan di atas, maka dibutuhkan suatu pengembangan baik terhadap jaringan jalan maupun terhadap moda angkutan yang besinergi secara baik yang diharapkan nantinya mampu menggantikan peran kendaraan pribadi seperti yang teijadi di kota-kota besar di negara maju. Studi ini merupakan studi lanjutan dari studi-studi terdahulu mengenai perkembangan transportasi Palembang. Data yang digunakan pada studi ini merupakan data sekunder berupa data pola perjalanan penumpang di 16 Kecamatan di Palembang untuk tahun 2009 untuk masing-masing moda; mobil, motor, bus kota, dan angkot, data jaringan jalan, serta data lainnya yang dibutuhkan. Perencanaan dimulai dengan memodelkan bangkitan dan tarikan peijalanan menggunakan metode Artificial Neural NetWork untuk tahun 2010. Total bangkitan yang teijadi untuk mobil sebesar 62868 smp/jam, motor sebesar 61412 smp/jam, bus kota sebesar 825 smp/jam, dan angkot sebesar 7279 smp/jam. Angka tersebut naik antara 2% - 8% dari tahun 2009. Nilai bangkitan dan tarikan kemudian dijalankan pada program J1CA Strada dan selanjutnya dibebankan ke dalam jaringan jalan sehingga menghasilkan volume untuk masing-masing ruas jalan. Pemodelan untuk tahun 2010 ini menunjukkan hasil yang sangat baik yang ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,892 terhadap hasil survei tahun 2009. Keakuratan model selanjutnya menjadi peranan penting dalam prediksi kebutuhan jaringan dan moda untuk 10 dan 15 tahun ke depan. Hasil pembebanan tahun 2020 dan 2025 pada kondisi existing menunjukkan bahwa Jl. HM. Ryacudu akan mengalami kondisi lalu lintas yang sangat buruk dengan nilai V/C masing-masing 2,89 dan 3,23. Alternatif yang dapat ditawarkan adalah membangun Jembatan Musi III dan Musi IV pada tahun 2020, serta menambah Jembatan Musi IV pada tahun 2025. Berdasarkan hasil simulasi pengembangan jaringan tersebut, didapatkan penurunan V/C pada Jl. HM. Ryacudu menjadi 1,28 dan 1,12 pada tahun 2020 dan 2025 yang akan datang. Nilai V/C yang masih cukup tinggi tentu tidak cukup bila tidak ditunjang dengan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi. Upaya pengembangan moda angkutan massal di Palembang ditinjau dari segi volume pada ruas jalan dan volume perjalanan dari satu tempat. Hasil analisa menunjukkan bahwa moda angkutan massal yang dapat dikembangkan adalah BRT untuk volume 3000 - 45000 pphpd dan LRT untuk volume 6000 - 12000 pphpd. Namun, berdasarkan analisa biaya dan waktu pengerjaan, BRT merupakan moda yang efektif dan efisien untuk membantu mengurangi masalah transportasi yang melanda kotakota yang sedang berkembang seperti Palembang.
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
1107000296 | T109915 | T1099152011 | Central Library (REFERENCES) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available