Skripsi

ANALISIS MIKROSTRUKTUR BETON RINGAN DENGAN FLY ASH SEBAGAI SUBTITUSI SEMEN DAN BOTTOM ASH SEBAGAI SUBTITUSI AGREGAT HALUS

---

Penilaian

---

Beton yang memiliki campuran agregat ringan dengan densitas seimbang (equilibrium density) yang telah ditentukan oleh ASTM C567 antara 1140-1840 kg/m3. Leightweight concrete atau beton ringan adalah jenis beton yang memiliki berat lebih ringan dibandingkan beton standar, dengan berat dari beton ringan pada umumnya berada diantara 600 – 1600 kg/m3. Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat komposisi lightweight concrete dengan menggunakan fly ash sebagai subtitusi dari semen, bottom ash sebagai subtitusi agregat halus, agregat halus sebagai pengisi (filler), semen sebagai bahan pengikat, superplasticizer sebagai admixture, dan air sebagai pemicu reaksi hidrasi. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini berupa pengujian agregat halus yang berpacu pada standar ASTM, kemudian pengujian fly ash dan bottom ash meliputi pengujian Scanning Electron Microscope (SEM), Particle Size Analyzer (PSA), X-ray Diffraction (XRD), X-ray Fluorescence (XRF), dan Fourier Transform Infrared (FTIR). Dari hasil pengujian didapatkan kesimpulan bahwa beton yang menggunakan fly ash sebagai subtitusi semen lebih memiliki sifat pozzolan yang mengikat akibat senyawa SiO2 pada fly ash yang mampu menangkap kalsium bebas pada beton (Ca(OH)2) yang dimana sifat dari penambahan fly ash yang mampu meningkatkan kuat tekan beton dengan komposisi yang ideal pada campuran JMF 10-0 dengan penggunaan fly ash sebesar 10% dengan kuat tekan 36,78 Mpa. Pada beton ringan dengan campuran bottom ash sebagai subtitusi agregat halus paling efektif pada campuran beton JMF 0-20 dengan penggunaan bottom ash sebesar 20%, pada penelitian XRD didapat bahwa campuran beton JMF 0-20 memiliki tingkat silika oksidasi (SiO¬¬¬2) yang relatif sedang dengan tingkat kalsium oksidasi (CaO) yang relatif tinngi dengan kuat tekan sebesar 37,24 Mpa dan puncak intensitas yang kecil. Beton dengan JMF 0-10 dan 0-50 juga memiliki tingkat kalsium oksidasi (SiO2) yang relatif tinggi dibandingkan JMF 0-30 dan 0-40, tetapi pada JMF 0-10 dengan subtitusi bottom ash sebesar 10% dapat ditemukan uncomplete reaction yang terjadi akibat tidak berhasilnya reaksi semen dan bottom ash sehingga menurunkan kuat tekan beton. Sementara pada beton ringan JMF 0-50 dengan subtitusi bottom ash sebesar 50% pada pengujian SEM terdapat banyak pore dan micro pore yang terbentuk akibat udara yang tertahan pada beton. Crack juga banyak ditemukan pada beton ringan akibat dari sifat bottom ash yang menyerap banyak air sehingga membuat beton yang dihasilkan getas atau kering yang mengurangi kuat tekan beton yang dihasilkan.

---

Availability

Inventory Code	Barcode	Call Number	Location	Status
2207000611	T66973	T669732022	Central Library (Referens)	Available

Detail Information

Series Title

-

Call Number

T669732022

Publisher

Indralaya : Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya., 2022

Collation

xvii, 34 hlm.; ilus.; 29 cm

Language

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Classification

620.110 7

Content Type

Text

Media Type

-

Carrier Type

-

Edition

-

Subject(s)

Teknik Sipil
Material Teknik, Beton Ringan

Specific Detail Info

-

Statement of Responsibility

MURZ

Other version/related

File Attachment

Comments

---

You must be logged in to post a comment