Skripsi
ANALISA KEBUTUHAN POLA PERJALANAN MULTIMODA DI DEPOK
Banyak kota di negara berkembang mempunyai masalah-masalah terhadap kemacetan. Masalah ini mengakibatkan sesuatu yang mengakibatkan ketersediaan transportasi umum berlebih. Sehingga pergerakan transportasi umum harus dibatasi untuk mengurangi masalahmasalah kemacetan di kota-kota besar. Beberapa ahli multimoda mengatakan kita dapat mengatasi hai terseoui oeiigan merigubaii sistem unimodal yang seiama ini ke sistem transportasi berkelanjutan sistem transportasi umum multimodal atau yang lebih dikenal dengan Multimoda Public Transport (MMPT). Penelitian tentang transportasi multimoda sebelumnya pernah dilakukan di Indonesia yaitu di Palembang, uari penelitian ini kemudian diadakannya pula penelitian di Bogor dan Depok yang nantinya dapat menambah konsep-konsep mengenai sistem dan perangkat multimoda di Indonesia serta dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan sistim tranportasi angkutan umum multimoda di Indonesia. Setelah terinpirasi dari penelitian (Buchari, 2006, 2008) maka diadakanlah penelitian terhadap sistem transportasi multimoda di Depok. Pada kenyataannya sama seperti di kota Palembang, kota Depok memiliki kebutuhan yang tinggi akan sistem angkutan umum multimoda. Ini terlihat dari tingkat persentase multimodalitas di Depok yang tinggi. Dengan menganalisa kebutuhan pola perjalanan di Depok kita dapat membuktikan apakah yang menyebabkan sistem transportasi di suatu kota menjadi tidak baik (peijalanan internal atau eksternal), sehingga kita dapat kita dapat mengetahui jumlah kebutuhan angkutan umum bagi masyarakat kota tersebut. Dan kita dapat menciptakan suatu sistem transportasi multimoda yang tepat di kota tersebut. Kemungkinan apabila pengembangan angkutan umum masih seperti saat ini yaitu dengan konsep unimodal, maka akan terjadi banyak kendala pada pelaksanaannya nanti. Bahkan nantinya orang malas menggunakan angkutan umum karena sulit pada saat pergantian moda, waktu menunggu yang lama, tempat pergantian yang tidak nyaman, jumlah pergantian angkutan yang tidak menentu dan akhirnya menyuburkan tumbuhnya angkutan umum yang tidak resmi seperti ojek, dsb. Berdasarkan hasil pendeteksian kebutuhan dari perjalanan multimoda melalui data survei Home Interview. Diperoleh data bahwa tingkat Multimodality di Depok sebesar 59,96%. Dengan tingkat Multimodality yang tinggi ini menandakan penduduk Depok memiliki kebutuhan yang tinggi terhadap pola peijalanan multimoda. Konsep dari multimodality yang sudah diperoleh dari banyak studi pustaka dikategorikan ke dalam 6 aspek yaitu Moda Penghubung (Connecting Modes), Moda Utama (Main Modes), Jaringan Multimoda {Multimoda NetWork), Fasilitas Peralihan Moda {Transfer Point) dan Fasilitas Peralihan antar-moda dengan jaringan berbeda {Iniermodal Transfer Point) serta, Peraturan {Regulation).
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
1007000590 | T92763 | T927632010 | Central Library (REFERENCES) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available