Text
EVALUASI FISIOLOGI TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM L.) HASIL KULTUR JARINGAN DI PTPN VII CINTA MANIS OGAN ILIR PADA PERLAKUAN CEKAMAN KEKERINGAN
PTPN VII Cinta Manis Ogan Ilir merupakan industri yang bergerak dalam bidang produksi gula dan pengelolaan perkebunan tebu yang menerapkan teknik kultur jaringan. Teknik tersebut dilakukan untuk perbanyakan bibit toleran gulma, namun cekaman abiotik seperti cekaman kekeringan belum diperhatikan. Cekaman kekeringan merupakan kondisi dimana kadar air dalam tanah minim untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman memiliki mekanisme khusus dalam menghadapi cekaman kekeringan yaitu dengan mengakumulasi prolin (Pro). Respons tanaman terhadap cekaman kekeringan dapat dideteksi melalui indikator biokimia seperti aktivitas enzim antioksidan meliputi peroksidase (PO), polifenol oksidase (PPO) dan katalase (CAT). Penerapan teknik kultur jaringan diharapkan dapat memberikan solusi dalam menghadapi cekaman kekeringan dengan menghasilkan bibit dengan varietas yang tahan, toleran, ataupun peka terhadap cekaman kekeringan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2022, bertempat di Laboratorium Fisiologi dan Perkembangan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya. Pinak tanaman tebu berasal dari hasil kultur jaringan di PTPN VII Cinta Manis, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kadar prolin dan aktivitas PO, PPO, dan CAT serta indeks toleransi pada tebu hasil kultur jaringan yang diberi perlakuan cekaman kekeringan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu penyiraman 1 hari sekali, 5 hari sekali, 10 hari , dan 15 hari sekali sehingga didapatkan 16 unit percobaan. Tahapan penelitian meliputi persiapan pinak tanaman tebu, pemeliharaan pinak tanaman tebu, pemberian perlakuan cekamanan kekeringan, penentuan kadar air tanah, pengukuran kadar prolin, ekstraksi protein, penentuan kadar protein total, pengukuran aktivitas PO, PPO, dan CAT, penentuan indeks toleransi. Data kuantitatif kadar prolin, PO, PPO, dan CAT dianalisis menggunakan analisis varian (Anava), hasil yang signifikan dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) taraf α 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin rendah kadar air tanah menyebabkan akumulasi prolin tebu hasil kultur jaringan meningkat yaitu 82,4 μmol prolin/g pada perlakuan penyiraman 1 hari sekali dengan kadar air tanah 53%, 104,7 μmol prolin/g pada perlakuan penyiraman 5 hari sekali dengan kadar air tanah 28%, 119,4 μmol prolin/g pada perlakuan penyiraman 10 hari sekali dengan kadar air tahan 18%, dan 136,5 μmol prolin/g pada perlakuan penyiraman 15 hari sekali dengan kadar air tanah 10%. Hal yang sama terjadi pada aktivitas enzim oksidatif, semakin rendah kadar air tanah maka semakin tinggi aktivitas PO,PPO, dan CAT tanaman tebu pada penyiraman 15 hari sekali dengan kadar air tanah 10% yaitu 114,2 U/mg protein/menit, 230,5 U/mg protein/menit, dan 113,6 U/mg protein/menit. Indeks toleransi tebu hasil kultur jaringan yang diberi perlakuan cekaman kekeringan berturut-turut sebesar 111% (perlakuan penyiraman 15 hari sekali), 108% (perlakuan penyiraman 10 hari sekali) dan 104% (perlakuan penyiraman 5 hari sekali) dan lebih besar dibandingkan pada tanaman tebu tanpa cekaman yaitu 100% (penyiraman 1 hari sekali). Berdasarkan akumulasi prolin dan aktivitas enzim oksidatif serta indeks toleransi pinak tanaman tebu hasil kultur jaringan di PTPN VII Cinta Manis menunjukkan toleran terhadap cekaman kekeringan.
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
2207002428 | T74600 | T746002022 | Central Library (Referens) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available