Text
Komunitas Makrozoobenthos Di Perairan Sungai Dalam Lokasi Perkebunan Sawit Di Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan
Ekosistem sungai merupakan suatu ekosistem air tawar yang mengalir pada arah tertentu yang berasal dari air tanah, air hujan, dan air permukaan yang bermuara ke laut. Komunitas dalam aliran suatu sungai terstruktur dengan kombinasi biotik dan faktor abiotik. Beberapa diantaranya dipengaruhi oleh interaksi kompetisi dan predasi, sedangkan yang lain dipengaruhi oleh aspek fisika-kimia lingkungan. Variabilitas dan ketidakstabilan fisik menyebabkan faktor abiotik cenderung memiliki pengaruh besar terhadap komposisi komunitas di banyak sungai. Mengingat berbagai aktivitas yang terjadi di sekitar sungai memungkinkan terjadinya perubahan kualitas perairan yang akan berdampak pada kehidupan
organisme air, salah satunya perubahan struktur komunitas makrozoobenthos adalah indikator adanya gangguan ekologis yang terjadi pada sungai. Makrozoobenthos merupakan komunitas fauna bentik (zoo-benthos) berukuran > 2 mm yang hidup di dasar perairan, relatif hidupnya menetap, merayap karena pergerakannya terbatas, dan pemakan detritus, deposit atau plankton. Makrozoobenthos berperan dalam mineralisasi dan daur ulang bahan-bahan organik pada ekosistem perairan sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas makrozoobenthos dengan menentukan jumlah individu, menghitung kepadatan, nilai indeks keanekaragaman, dan indeks dominansi makrozoobenthos. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keadaan struktur komunitas yang meliputi kepadatan, dominansi dan keanekaragaman jenis makrozoobenthos berdasarkan hubungannya dengan sifat fisika dan kimia perairan, sebagai bioindikator dalam mengelola kualitas perairan dan upaya mengendalikan pencemaran perairan sungai dalam PT. Berkat Sawit Sejati, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Proses pengambilan sampel pada bulan Oktober 2014 dengan menggunakan metode Purposive Sampling pada 5 titik stasiun penelitian, yaitu di Sungai Berau Hilir, Sungai Berau Hulu, Sungai Jerangkang, Sungai Napo, dan Sungai Tungkal. Identifikasi makrozoobenthos dilakukan di Laboratorium
Taksonomi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Data yang dianalisis mencakup kepadatan, keanekaragaman jenis dan dominansi makrozoobenthos. Hasil identifikasi diperoleh 7 genera makrozoobenthos, seperti Bellamya, Goniobasis, Viviparus, Sphaerium, Orconectes, Epicordulia, dan Gomphus. Kepadatan komunitas makrozoobenthos sebanyak 150 hingga 275 individu/m2 pada setiap stasiun penelitian. Berdasarkan hasil analisis, indeks keanekaragaman makrozoobenthos pada stasiun penelitian I (Sungai Berau Hilir) sebesar 0,81 dan stasiun IV (Sungai Tungkal) sebesar 0,82 yang menunjukkan keanekaragaman jenis makrozoobenthos pada kedua stasiun penelitian sangat tidak stabil, indeks keanekaragaman jenis makrozoobenthos pada stasiun penelitian II (Sungai Berau Hulu) dan stasiun V (Sungai Napo) berkisar 1,35-1,47 menunjukkan keanekaragaman makrozoobenthos tidak stabil, serta indeks keanekaragaman jenis makrozoobenthos pada stasiun III (sungai Jerangkang) bernilai 1,56 menunjukkan keanekaragaman makrozoobenthosnya belum stabil. Kisaran indeks dominansi pada lima stasiun penelitian sungai adalah 0,22-0,45 yang termasuk kriteria (
No copy data
No other version available