Text
Implementasi pengolahan citra digital dan logika fuzzy pada sistem pendeteksi kualitas daging sapi berdasarkan warna dan bau
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan konsumsi daging sapi di masyarakat, membuat beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kondisi tersebut dengan menjual daging yang tak layak konsumsi. Untuk mengatasi hal tersebut, dibuatlah suatu alat yang mampu mendeteksi kualitas daging sapi berdasarkan warna dan bau. Pada alat ini menggunakan sensor bau TGS2602 untuk mendeteksi kadar ammonia (NH3) dan web camera yang berfungsi untuk mendeteksi perubahan warna. Alat ini di dukung dengan Logika Fuzzy sebagai pengambil keputusan dan pengolahan citra digital yang berfungsi untuk mendeteksi perubahan warna yang di tangkap oleh web camera. Penggunaan alat ini cukup mudah, hanya dengan mendekatkan daging sapi lokal mentah bagian khas dalam ke sensor warna dan sensor bau. Lalu data dari sensor bau dikirm ke mikro melalui port ADC, sedangkan data dari web camera di kirim dari PC ke mikro menggunakan komunikasi serial. Data yang telah dikirm ke mikro lalu diproses dan hasil dari pengujian di tampilkan pada LCD. Sebagai pembanding untuk menentukan kualitas daging sapi digunakan SNI untuk daging sapi Lokal. Dari hasil pengujian didapat daging sapi mentah khas dalam berkualitas layak konsumsi bertahan selama 16 dengan kadar ammonia 1.28 ppm dan representasi nilai grayscale 8 bit 106. Lalu pada jam ke 17 kualitas daging sapi dikategorikan ke sebagai daging sapi kurang layak konsumsi dengan kadar ammonia 1.83 ppm den representasi nilai grayscale 8 bit 98. Setelah memasuki jam ke 19 daging sapi dikatakan sudah tidak layak konsumsi dengan kadar ammonia 3.83 dan representasi nilai grayscale 8 bit 81.
No copy data
No other version available