Skripsi
POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID PADA TERAPI OSTEOARTRITIS DI INSTALASI RAWAT INAP BAGIAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PERIODE 2001-2005.
Osteoartritis adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa faktor risiko yang berperan. Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak. Penelitian ini berupa survey deskriptif dan menggunakan data sekunder dari Rekam Medis 40 pasien osteoartritis yang dirawat inap di bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang mulai 1 Januari 2001-31 Desember 2005. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang pada bulan Maret 2006 yang bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat anti inflamasi non steroid untuk terapi osteoartritis serta interaksi obat yang mungkin terusia jadi dari kombinasi dengan OAINS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 70% penderita osteoartritis adalah wanita dan 30% adalah laki-laki. Osteoartritis paling banyak diderita oleh kelompok usia antara 50-59 tahun, yaitu sebanyak 37.5%. Kelompok usia kedua terbanyak adalah antara 60-69 tahun sebesar 25%, sedangkan yang paling sedikit terkena osteoartritis adalah kelompok usia dibawah 40 tahun yaitu sebesar 7.5%. Jenis penyakit penyerta yang paling banyak ditemukan adalah ulkus peptikum sebanyak 57.7%. Penyakit penyerta lain yang juga banyak ditemukan berturut turut adalah fraktur (11.5%), hipertensi (7.7%), anemia (7.7%), dan dispepsia (7.7%). Sedangkan penyakit penyerta yang paling sedikit ditemukan adalah angina pektoris dan spondyloartritis masing-masing sebanyak 3.8%. Obat anti inflamasi non steroid yang paling sering digunakan adalah diklofenak (44.8%). OAINS lain yang juga banyak digunakan antara lain ketoprofen (22.4%), mefenamat dan meloksikam masing-masing sebanyak 13.4%, sedangkan OAINS yang paling sedikit digunakan adalah aspirin dan ibuprofen masing-masing sebanyak 1.5%. Obat asam yang terbanyak digunakan bersama-sama dengan obat anti inflamasi non steroid adalah vitamin BI, B6, B12 (22.2%). Obat lain yang juga banyak digunakan bersama-sama dengan OAINS antara lain ranitidin (14.6%), antasid (13.3%), dan metil predmson (12.0%). Sedangkan yang paling sedikit digunakan bersama dengan OAINS antara lain noperten, amoksisilin, metotreksat, metronidazol, dan kaolin yang masing-masing sebesar 0.6%. Dari keseluruhan terapi terdapat 15.2% kombinasi yang menguntungkan, yang bersifat surogate sedangkan kombinasi merugikan terapi sebanyak 3.2% interaksi yang bersifat antagonis, dan 0.6% interaksi bersifat potensiasi. yang yang Pemberian obat yang bersifat polifarmasi hendaknya mempertimbangkan kemungkinan interaksi yang teijadi sehingga tujuan terapi yang optimal dapat tercapai.
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
0607000888 | T78410 | T784102006 | Central Library (REFERENCES) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available