Skripsi
PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS “FIXED-DOSE COMBINATION” (OAT-FDC) DALAM PENGOBATAN TUBERKULOSIS PARU DI BAGIAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PERIODE MEI-SEPTEMBER 2005
Obat antituberkulosis “Fixed Dose Combinatiori” (OAT-FDC) dinilai memberikan beberapa keuntungan praktis dalam meminimalisasikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan, obat ini kini sudah direkomendasikan oleh WHO sebagai pendekatan baru dalam pengobatan tuberkulosis paru dan mulai digunakan secara luas. Penggunaan OAT-FDC tergolong masih baru dan data-data keberhasilannya masih terbilang sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan obat antituberkulosis “Fixed Dose Combinatiori’ (OAT-FDC) dalam pengobatan tuberkulosis paru. Penelitian yang dilakukan merupakan survei penggunaan OAT-FDC yang dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik 43 pasien tuberkulosis paru yang berobat pada Instalasi Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin yang terdaftar dalam pengobatan mulai tanggal 1 Mei - 30 September 2005. Penelitian dilakukan pada tanggal 11-23 April 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien tuberkulosis paru yang terdaftar dalam pengobatan mulai tanggal 1 Mei - 30 September 2005 sebanyak 43 orang. Dari 43 pasien, sebanyak 79,07% adalah laki-laki dan sisanya 20,93% adalah perempuan. Pasien terbanyak pada kelompok usia 21 - 30 tahun yaitu sebanyak 34,88% dan paling sedikit pada kelompok usia 11-20 tahun. Penderita tuberkulosis paru terbanyak dengan berat badan 38 - 54 kg yaitu sebanyak 74,42%. Obat antituberkulosis yang paling banyak digunakan adalah OAT-FDC kategori I sebanyak 62,79% dan OAT-FDC kategori II sebanyak 37,21%. Sebanyak 100 % penderita tuberkulosis paru telah diberikan dosis OAT-FDC yang telah diperhitungkan sesuai dengan berat badan. Sebanyak 44,19% pasien tuberkulosis paru telah mengikuti lama pemberian OAT-FDC baik kategori I maupun kategori II, sedangkan sebanyak 55,81% pasien tidak mematuhi aturan lama pemberian OAT-FDC baik kategori I maupun kategori II. Obat-obat yang sering dikombinasikan dengan OAT adalah OBH syrup sebanyak 14,52%; vitamin BI B6 B12 sebanyak 11,29%; actrapid sebanyak 11,29%; alopurinol sebanyak 6,46%; dan grahabion sebanyak 6,46%. Interaksi antara OAT dengan obat-obat lain yaitu interaksi yang bersifat surrogate sebanyak 40,31%; yang bersifat antagonis sebanyak 32,26%; interaksi yang bersifat sinergis sebanyak 24,19%; dan tidak ditemukan adanya interaksi yang bersifat potensiasi. Didapatkan sebanyak 58,14% dinyatakan sembuh, sebanyak 20,93% dinyatakan gagal, dan sebanyak 20,93% dinyatakan hanya telah menjalani pengobatan lengkap. Oleh karena itu, perlu upaya pendekatan edukasi dan komunikasi terhadap penderita tuberkulosis paru dan peran aktif dari pengawas menelan obat (PMO) dalam mengawasi pasien selama menggunakan OAT untuk meningkatkan tingkat kepatuhan pasien. Kombinasi obat dapat menyebabkan efek samping tertentu, maka diperlukan pengetahuan dan kecakapan seorang dokter mengenai penggunaan obat yang rasional. Kata kunci: OAT Fixed Dose Combination, Tuberkulosis Paru, Tingkat Kepatuhan Pasien
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
0607001135 | T77593 | T775932006 | Central Library (Referens) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available