Skripsi
PENGETAHUAN PASIEN DEMAM TIFOID YANG DIRAWAT INAP DI BAGIAN PENYAKIT DALAM RSMH PALEMBANG TENTANG FAKTOR RISIKO UNTUK TERKENA DEMAM TIFOID
Keputusan seseorang untuk melakukan tindakan pencegahan maupun pengobatan terhadap demam tifoid ditentukan antara lain oleh pengetahuan individu tersebut terhadap faktor-faktor risiko untuk terkena demam tifoid. Pengetahuan individu yang kurang tentang faktor-faktor risiko untuk terkena demam tifoid akan menghasilkan dampak yang tidak diinginkan. Untuk itu setiap individu perlu memiliki pengetahuan yang cukup tentang faktor-faktor risiko untuk terkena demam tifoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan pasien demam tifoid yang dirawatinap di Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang tentang faktor risiko untuk terkena demam tifoid. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survei deskripif. Lokasi penelitiannya adalah Kota Palembang. Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang didiagnosis demam tifoid yang dirawatinap di Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang selama periode 1 Januari-30 Juni 2005 dengan jumlah populasi sebanyak 43 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara langsung pada responden dan menggunakan interview schedule yang dirancang khusus sebagai instrumenl penelitian. Pertanyaan yang diajukan meliputi karakteristik sosidemografi dan pengetahuan tentang faktor risiko untuk terkena demam tifoid. Dari hasil penelitian ini didapatkan kelompok umur yang paling banyak terkena demam tifoid berusia diantara 12-20 tahun (43,57%), berjenis kelamin perempuan (68,75%), berpendidikan tinggi yaitu SLTA (56,25%), bekerja sebagai pelajar (50%), mempunyai pendapatan keluarga per bulannya yang rata-rata cukup yaitu di atas 1 juta rupiah dan bertempat tinggal di Kecamatan Kemuning (18,75%), yang mengetahui bahwa demam tifoid tifoid banyak terjadi pada anak-anak (65,625%), yang mengetahui bahwa demam tifoid menular melalui makanan/minuman (78,125%), yang mengetahui bahwa kebiasaan makan telur mentah tidak berisiko untuk terkena demam tifoid (87,5%), yang mengetahui bahwa kebiasaan jajan di pinggir-pinggir jalan berisiko untuk terkena demam tifoid (84,375%), yang mengetahui bahwa kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air kecil/besar berisiko untuk terkena demam tifoid (90,625%), yang mengetahui bahwa kebiasaan minum air mentah berisiko untuk terkena demam tifoid (87,5%), yang mengetahui bahwa lalat dapat menyebabkan demam tifoid (84,375%) dan yang mengetahui tempat sampah yang kotor dapat menyebabkan demam tifoid (87,5%). Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa demam tifoid banyak terjadi pada pelajar. Oleh karena itu disarankan agar mereka menghindari mengkonsumsi makanan jajanan yang belum terbukti kebersihannya dan memperhatikan masalah kebersihan pribadinya. Makanan-makanan yang dijual di pinggir-pinggir jalan dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat yang rentan untuk terkena demam tifoid. Oleh sebab itu, diperlukan adanya pengawasan dari Departemen Kesehatan makanan-makanan yang ijual dan Departemen Kesehatan Lingkungan untuk mengawasi kebersihan sanitasi lingkungan tempat-tempat berjualan dan lingkungan masyarakat pada umumnya. Kata kunci: demam tifoid, pengetahuan, faktor risiko
No copy data
No other version available