Text
Laju Dekomposisi Serasah Pada Beberapa Tegakan Di Kawasan Kampus Universitas Sriwijaya Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan
Hutan terdapat ekosistem-ekosistem yang terbagi menjadi dua komponen yang utama yaitu komponen biotik dan abiotik yang saling mempengaruhi satu sama lain. Diantara dua komponen tersebut terjadi pertukaran zat dan energi yang terus-menerus, sehingga interaksi yang terjadi di dalam ekosistem berjalan dengan baik. Kesuburan tanah juga dipengaruhi oleh komponen biotik seperti fauna, flora, dan komponen abiotik seperti iklim (curah hujan, suhu/temperature, kelembaban), air, tanah dan udara. Proses dekomposisi serasah merupakan proses perubahan bahan organik yang berasal dari hewan atau tumbuhan, baik secara fisik maupun kimia menjadi senyawa anorganik (mineral) sederhana oleh mikroorganisme tanah. Laju dekomposisi serasah lebih cepat pada kondisi aerobik dibanding kondisi anaerobik. Kecepatan proses dekomposisi tergantung pada kondisi lingkungan, jenis tanaman, komposisi bahan kimia tanaman dan umur tegakan. Manfaat yang dapat dihasilkan berupa nutrisi untuk pertumbuhan tanaman secara normal. Laju dekomposisi pada serasah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sepertipH, iklim meliputi (suhu / temperatur, kelembaban), dari serasah dan mikroorganisme tanah, Serasah pada daerah yang mempunyai jumlah mikroorganisme lebih banyak cenderung lebih cepat terdekomposisi dibanding pada daerah yang mempunyai jumlah mikroorganisme sedikit. Pengembalian unsur hara oleh tanaman ke tanah pada dasarnya berhubungan dengan produktifitas serasah dan proses dekomposisi sehingga tercipta siklus unsur hara yang stabil. Tujuan penelitian ini untukmengetahui dan mendeskripsikan faktor lingkungan seperti ph tanah, suhu/temperatur tanah, kelembaban lingkungan dan menghitung dan mendeskripsikan penurunan bobot serasah, laju dekomposisi serasah pada ekosistem tegakan acacia mangium, hevea brasiliensis, melaleuca leucandendra, dan ekosistem campuran. Tanggal Penelitian ini dilaksanakan pada November 2016 sampai dengan Januari 2017.Metode menggunakan liter-trap method (metode alat penampung serasah) berjumlah 12 buah jaring, masing-masing tegakan berjumlah 3 buah jaring dan pengambilan serasah di litter-bag menggunakan sistematik sampling dan parameter yang diperhatikan dalam laju dekomposisi yakni pH, suhu dan kelembaban.rnxrnUniversitas SriwijayarnHasil penelitian ini bahwa pengukuran parameter faktor lingkungan dilakukan di empat stasiun komunitas tegakan yang berbeda. Faktor lingkungan pada stasiun penelitian meliputi diantara lain suhu/temperatur, pH, kelembaban. Untuk parameter suhu/temperatur di tegakan campuran paling mendominasi dengan jumlah 35,7oC. Jumlah pH tanah yang mendominasi pada tegakan melaleuca leucadendra dengan jumlah 6,5, sedangkan parameter kelembaban tanah sangat mendominasi pada tegakan campuran dengan jumlah 45,2 %. Jumlah rata-rata penurunan bobot serasah daun karet paling besar penurunan bobotnya pada minggu ke empat dengan jumlah 10,4. Sedangkan jumlah rata-rata paling besar penurunan bobot serasah pada tegakan Akasia, gelam, dan campuran terdapat pada minggu ke delapan yakni 16,3 %, 9,1 % dan 17,7 %. Jumlah rata-rata laju dekomposisi pada ke empat tegakan yang paling cepat laju dekomposisi yakni tegakan karet dengan jumlah 0,35 gr.rnKata Kunci : Laju dekomposisi, komponen abiotik biotik, Litter trap, Litter abag.
No copy data
No other version available