Skripsi
PENGGUNAAN BETABLOKER PADA PASIEN HIPERTENSI DI DEPARTEMEN PENYAKIT DALAM RSMH PALEMBANG
Sampai saat ini, hipertensi masih menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian serius karena masih tingginya angka kejadian hipertensi di banyak negara, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Meningkatnya angka prevalensi serta banyaknya komplikasi yang ditimbulkan merupakan alasan penting dalam menanggulangi penyakit hipertensi ini secara tepat. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan obat- obat golongan Betabloker yang digunakan dalam pengobatan hipertensi. Survei penggunaan obat-obat golongan Betabloker pada penderita hipertensi telah dilakukan di Departemen Penyakit Dalam RSMH Palembang dari 30 November 2009 - 05 Desember 2009. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu rekam medik penderita hipertensi periode 01 Januari 2008 - 31 Desember 2008. Hasil yang diperoleh disajikan dalam persentase. Dari penelitian yang didapatkan dari 278 orang penderita hipertensi yang dirawat inap, hanya 38 orang yang mendapatkan terapi obat anti hipertensi golongan Betabloker dengan penderita perempuan sebanyak 29 orang (76,31 %) dan laki-laki sebanyak 9 orang (23,68 %). Usia penderita yaitu 41-50 tahun (36,84%), 61-70 tahun (23,68%), 51-60 tahun (15,79%), < 40 tahun (13,16%), 71- 80 tahun (7,90%), dan > 80 tahun (2,63%). Penderita Hipertensi Derajat II didapatkan sebanyak 22 orang (57,90%), Hipertensi Derajat I 14 orang (36,84), dan Pra Hipertensi 2 orang (5,26%). Obat yang digunakan dalam terapi adalah Bisoprolol (Maintate) dan Propanolol. Dosis pemberian Bisoprolol yaitu 2,5 mg dalam satu kali pemberian sebanyak 3 orang (8,58%) dan 5 mg dalam satu kali pemberian sebanyak 32 orang (91,42%), sedangkan dosis 10 mg adalah dosis pemberian propanolol. Ditemukan pula interaksi obat Betabloker dengan obat antihipertensi lainnya yang bersifat sinergis yaitu dengan Calcium Channel Bloker (10,64%), dan Diuretika (4,25%). Interaksi yang bersifat potensiasi pemberian bersama dengan ACE Inhibitor (12,76%), Angiotensin II Reseptor Bloker (4,25%), Hipnotik-sedatif & tranquilizer (11,7%), Antiangina (4,67%), Antihiperlipidemia (1,06%). Sedangkan interaksi antagonis yaitu pemberian bersama dengan Antasida (3,19%), Klonidin (2,13%), Antiasma (2,13%). Penderita hipertensi terbanyak adalah perempuan. Penderita hipertensi sebagian besar berusia 41-50 tahun dengan derajat hipertensi yang paling sering ditemukan adalah Hipertensi Derajat II. Obat yang sering digunakan dalam terapi adalah Bisoprolol. Sementara interaksi Betabloker yang bersifat sinergis terbanyak dengan Calcium Channel Bloker dan Diuretika, yang bersifat potensiasi terbanyak adalah ACE Inhibitor. Sedangkan yang bersifat antagonis terbanyak adalah dengan Antasida. Kesimpulannya didapatkan bahwa dosis, frekuensi dan lama pemberian obat-obat golongan Betabloker masih dalam batasan yang dianjurkan.
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
1007000653 | T80815 | T808152013 | Central Library (Referens) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available