Skripsi
POLA KECACATAN DAN DAMPAK PSIKOSOSIAL PENDERITA KUSTA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KUSTA SUNGAI KUNDUR PALEMBANG, PROPINSI SUMATERA SELATAN
Kusta suatu penyakit yang menimbulkan ‘’stigma” dalam masyarakat. Hal ini timbul karena adanya anggapan yang salah dalam masyarakat bahwa kusta merupakan penyakit yang tak mungkin dapat disembuhkan, penyakit turunan, penyakit menular yang sangat membahayakan sehingga penderita penyakit tersebut harus dihindari dan dikucilkan, dan merupakan penyakit kutukan Tuhan sehingga tidak perlu dikasihani. Perlakuan-perlakuan yang salah dari masyarakat bahkan anggota keluarga penderita sendiri bukan hanya disebabkan karena mereka takut tertular tetapi juga dikarenakan perasaan ngeri dan takut melihat kecacatan yang ditimbulkan sehingga hal tersebut mengakibatkan dampak psikososial yang besar bagi penderita kusta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola kecacatan dan dampak psikososial penderita kusta rawat inap di Rumah Sakit Kusta Sungai Kundur Palembang. Penelitian ini berupa survei deskriptif yang didukung dengan data kualitatif dengan pendekatan studi cross sectional, dilakukan sejak bulan Januari 2005 sampai bulan Maret 2005. Data diperoleh dengan cara wawancara terstruktur (kuisioner terbuka) dan wawancara mendalam (depht interview) dengan 25 responden yang diperoleh dengan cara simple random sampling. Gejala awal yang dialami responden pada umumnya berupa nodul (bintil-bintil) yang tersebar di daerah muka, lengan, tangan dan dada. Kecacatan yang dialami responden meliputi kecacatan pada kepala, tangan dan kaki. Kecacatan kepala terdiri dari kecacatan mata yang pada umumnya berupa kelainan visus, kecacatan wajah berupa asimetris wajah karena penebalan kulit wajah dan bentukan nodul-nodul yang besar, kecacatan pada hidung berupa saddle nose dan penebalan hidung serta kelainan telinga berupa infiltrat telinga yang merupakan sumber infeksi kuman kusta. Kecacatan pada tangan berupa anesthesi tangan, claw hand, kontraktur jari-jari, kekuatan otot berkurang dalam memegang dan menggenggam, absorbsi, ulkus, dan mutilasi. Kelainan pada kaki berupa anesthesi telapak kaki, penebalan telapak kaki, ulkus, claw toe,foot drop, absorbsi dan amputasi kaki. Kondisi psikososial responden pada umumnya berupa gangguan konsep dan citra diri karena kecacatan yang dialami, merasa sedih dan kecewa, rendah diri/malu, cemas, takut tidak sembuh dan tidak mendapat jodoh, putus asa dan tidak berguna serta menarik diri dalam pergaulan masyarakat atau keluarga. Sebagian besar responden memiliki motivasi dan keinginan kuat untuk sembuh yang berasal dari diri sendiri, keluarga serta teman dan diwujudkan dengan mengikuti seluruh proses terapi dan rehabilitasi engan sebaik-baiknya. Responden pada umumnya masih perlu bimbingan dalam beribadah. Oleh karena itu perlu diadakan kegiatan keagamaan misalnya seperti ceramah keagamaan sehingga responden bisa lebih tenang dan sabar dalam menerima penyakit kusta yang dideritanya. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi dan menghindarkan perasaan-perasaan yang tidak baik yang nantinya malah akan menghambat proses penyembuhan dan pemulihan kepercayaan diri responden. Kerajinan tangan untuk responden perlu ditingkatkan lagi sehingga responden kelak memiliki keterampilan untuk berwirausaha secara mandiri.
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
0507001048 | T79639 | T796392005 | Central Library (REFERENCES) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available