Skripsi
PEMANFAATAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF BIOGAS
Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya dimulai pada bulan Agustus 2009 sampai Januari 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi penggunaan eceng gondok pada biogas sebagai bahan bakar alternatif, penelitian ini adalah metode deskripsi melalui pengamatan dan penyajian data secara tabulasi dengan perbandingan berdasarkan berat atau volume 30 kg eceng gondok Metode yang digunakan dalam dengan 30 liter air ditambah 0,3 liter EM-4 untuk perbandingan 1:1, 30 kg eceng gondok dengan 60 liter air ditambah 0,45 liter EM-4 untuk perbandingan 1:2, dan 30 kg eceng gondok dengan 90 liter air ditambah 0,6 liter EM-4 untuk perbandingan 1:3. Parameter yang diamati adalah tekanan gas, nilai pH, suhu, karakteristik limbah. Hasil pengujian menunjukkan tekanan tertinggi pada pengujian A yaitu pada hari ke 34 setelah fermentasi yaitu 0,3427 psi. Tekanan tertinggi pada pengujian B yaitu pada hari ke 32 setelah fermentasi yaitu 0,3909 psi. Tekanan tertinggi pada pengujian C yaitu pada hari ke 32 setelah fermentasi yaitu 0,4116 psi. Produksi biogas mengalami penurunan pada pengujian A pada hari ke 35 yaitu 0,3255 psi. Pada pengujian B produksi biogas mulai mengalami penurunan pada hari ke 33 yaitu 0,3831 psi. Pada pengujian C produksi biogas mulai mengalami penurunan pada hari Produksi biogas mengalami penurunan karena saat itu sebagian besar bahan telah mengalami penguraian gas sehingga bahan makanan untuk bakteri metan tidak mencukupi kebutuhan bakteri untuk berkembang biak dan ke 33 yaitu 0,3852 psi. menghasilkan biogas. Perbandingan pH antara hari kesatu (awal proses) dan hari ke 35 (akhir proses), pada pengujian A didapat pH pada hari kesatu sebesar 7,2 dan pada hari ke 35 sebesar 7,4. Pada pengujian B didapat pH pada hari kesatu sebesar 7,1 dan pada hari ke 35 sebesar 7,6. Pada pengujian C didapat pH pada hari kesatu sebesar 7,1 dan pada hari ke 35 sebesar 7,7. pH berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba. Organisme-organisme metan sangat sensitif terhadap perubahan pH dan paling efisien dalam batas-batas pH berkisar 7,1 sampai 7,7. Ini berarti pH berada dalam kisaran yang baik untuk pertumbuhan mikroba. Perbandingan suhu antara hari kesatu (awal proses) dan hari ke 35 (akhir proses), pada pengujian A didapat suhu pada hari kesatu sebesar 20°C dan pada hari ke 35 sebesar 24°C. Pada pengujian B didapat suhu pada hari kesatu sebesar 21°C dan pada hari ke 35 sebesar 26°C. Pada pengujian C didapat suhu pada hari kesatu sebesar 21°C dan pada hari ke 35 sebesar 27°C. Produksi biogas optimum pada batasan suhu antara 30°C sampai 35°C, pada batasan suhu ini produksi biogas dapat dihasilkan selama 10 hari sampai 15 hari. Hasil percobaan suhu yang bekerja hanya berkisar pada 20°C sampai 27°C lebih rendah dari suhu optimum maka dapat dipahami produksi biogas menjadi lebih dari 30 hari. Kadar BOD tertinggi dihasilkan pada A yaitu sebesar 350,85 mg/1. Sedangkan yang paling rendah adalah C yaitu sebesar 306,41 mg/1. Kadar COD tertinggi dihasilkan pada A yaitu sebesar 1732 mg/1. Sedangkan yang paling rendah adalah C yaitu sebesar 1425 mg/1. Kadar TSS tertinggi dihasilkan pada A yaitu sebesar 350 mg/1. Sedangkan yang paling rendah adalah C yaitu sebesar 270 mg/1.
Inventory Code | Barcode | Call Number | Location | Status |
---|---|---|---|---|
1107000970 | T76116 | T761162011 | Central Library (REFERENCES) | Available but not for loan - Not for Loan |
No other version available