Text
Uji efektivitas antimikroba yogurt terhadap bakteri Salmonella typhi
Pendahuluan Demam tifoid, yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi, merupakan
penyakit endemik di Indonesia. Diperkirakan hingga 2,16 juta kasus demam tifoid terjadi di
seluruh dunia dan Asia Tenggara termasuk wilayah dengan insiden demam tifoid yang tinggi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu tindakan pencegahan. Dewasa ini, sudah banyak
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui manfaat yogurt bagi kesehatan. Hal ini mendorong
peneliti untuk menguji apakah yogurt komersial dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Salmonella typhi secara in vitro.
Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan
rancangan eksperimental sederhana (Post-test Only Control Group Design). Terdapat 35 sampel
dengan masing-masing 5 sampel kelompok perlakuan (yogurt dengan konsentrasi 30%, 40%,
50%, 60%, dan 70%), kontrol positif (seftriakson), dan kontrol negatif (Buffer Peptone Water
1%). Efektivitas yogurt diuji dengan menggunakan metode cakram Kirby-Bauer. Data
kemudian dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 21.
Hasil Hanya terdapat 4 sampel, dari 25 sampel konsentrasi yogurt, yang memiliki daya hambat
lemah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi. Zona hambat terbentuk pada konsentrasi 60%
dan 70%, masing-masing sebesar 2; 1; 2; 3 mm. Efek daya hambat ini sangat lemah jika
dibandingkan dengan seftriakson. Data hasil percobaan ini tidak memiliki perbedaan bermakna
ketika diuji dengan menggunakan SPSS.
Kesimpulan Yogurt komersial yang diujikan, dengan konsentrasi dan jumlah bakteri probiotik
tertentu, tidak memiliki efek daya hambat yang bermakna terhadap pertumbuhan bakteri
Salmonella typhi.
No copy data
No other version available